REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ketika Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un bertemu di Singapura pada 12 Juni nanti, mereka mungkin akan kedatangan seorang tamu. Mantan pebasket Dennis Rodman dikabarkan akan ikut hadir dalam pertemuan tersebut.
Pembantu Rodman, Chris Volo, yang telah menemaninya melakukan kunjungan ke Korut selama empat kali, mengatakan Rodman akan sangat senang untuk bisa datang ke Singapura. Akan tetapi menurutnya akan ada beberapa hal yang harus diurusi sebelum kedatangannya dapat dikonfirmasi.
Volo menuturkan, Rodman akan menjadi pihak ketiga yang tepat dalam KTT itu karena dia memiliki hubungan yang baik dengan Trump dan Kim. Rodman dua kali muncul di acara TV yang dibawakan Trump, Celebrity Apprentice, dan dia telah bertemu Kim beberapa kali.
"Saya sangat yakin mereka akan sangat senang jika Dennis ada di sana untuk memberikan dukungan moral," kata Volo kepada The Washington Post, Kamis (7/6).
Rodman adalah salah satu dari sedikit orang yang telah bertemu Trump dan Kim. Volo mengatakan Rodman dan Kim memiliki kecocokan karena mereka sama-sama menyukai olah raga dan musik.
"Dia (Kim) menyukai Elvis Presley, Frank Sinatra. Dennis menyukai semua jenis musik, dan saya rasa itulah yang benar-benar menyatukan mereka," ungkapnya.
Rodman pertama kali mengunjungi Korut pada awal 2013 dalam perjalanan bersama anggota Harlem Globetrotters. Dia kembali lagi pada September dan mengaku mendapat kesempatan untuk menggendong bayi perempuan Kim.
Pada Desember ia datang lagi untuk bertemu tim pemain basket Korut yang akan melakukan sebuah pertandingan eksibisi di perayaan ulang tahun Kim. Pertandingan ini diselenggarakan pada Januari 2014 dengan menampilkan pemain basket Korut dan mantan pemain NBA.
Bintang bola basket itu tidak kembali ke Korut sampai 2017, ketika ia melakukan perjalanan ke Pyongyang yang disponsori oleh PotCoin. Dalam perjalanan itu, Rodman memberi Kim salinan buku pertama Trump, "The Art of the Deal."
Kunjungannya bertepatan dengan pembebasan Otto Warmbier, seorang mahasiswa AS berusia 22 tahun yang ditangkap di Pyongyang pada 2016 atas tuduhan mencuri spanduk propaganda Korut. Warmbier secara medis dievakuasi dari Korut dan kembali ke AS dengan kerusakan otak yang parah. Dia meninggal beberapa hari kemudian.
Keluarga Kim telah terobsesi terhadap NBA bahkan sebelum Rodman sering mengunjungi Korut. 18 tahun yang lalu, di akhir kunjungan resminya ke Korut, mantan menteri luar negeri AS Madeleine K. Albright membawa hadiah yang tak terduga, yaitu bola basket yang ditandatangani oleh Michael Jordan untuk Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.
Saat ini Rodman telah menjatuhkan dirinya pada 'diplomasi basket', yang menyiratkan ia mungkin bisa mendiskusikan politik dengan Kim. Menurut Volo, Rodman mengira keputusan Trump untuk tetap melanjutkan pertemuan dengan Kim adalah keputusan yang brilian.
"Dia (Trump) menunjukkan rasa hormat, dia menunjukkan rasa syukur, dia menunjukkan kekuatan," ujar Volo.