Kamis 07 Jun 2018 15:55 WIB

Pimpinan BN Bantah Temui PBB Agar Tetap dalam Koalisi

Zahid mengatakan tidak mengetahui adanya rencana PBB akan meninggalkan BN

Red: Bilal Ramadhan
Pimpinan koalisi Barisan Nasional, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi
Foto: The Star
Pimpinan koalisi Barisan Nasional, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi

REPUBLIKA.CO.ID, PETALING JAYA -- Pimpinan koalisi Barisan Nasional, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi membantah telah bertemu dengan Ketua Parti Pesaka Bumiputera Bersatu (PBB) Datuk Patinggi Abang Johari Tun Openg. Pertemuan tersebut dikabarkan untuk memohon agar partai itu tetap berada dalam koalisi.

“Laporan bahwa PBB meninggalkan Barisan di luar pengetahuan saya. Bahkan, saya tidak bertemu dengan Ketua Menteri (Abang Johari) dan 'merayu' (permohonan) agar PBB tidak meninggalkan Barisan, seperti yang dilaporkan," kata Zahid, seperti dikutip The Star, Kamis (7/6).

(Baca: Barisan Nasional Malaysia Mulai Ditinggalkan)

"Namun, saya menghormati dan menyambut baik PBB dan partai-partai komponen Barisan Sarawak lainnya dalam keinginan untuk memiliki kerja sama antara negara dan kepemimpinan Pemerintah Federal," kata Zahid di halaman Facebook pribadinya.

Dia menambahkan bahwa Barisan selalu memiliki pikiran terbuka dalam mendorong pemerintah negara bagian di bawah koalisi untuk mengambil langkah demi rakyat dan negara. "Saya juga berharap bahwa tidak akan ada pihak yang akan datang dengan laporan yang lebih tidak profesional," tambahnya.

(Baca: Pejabat UMNO Jamal Yunos Pakai 'Jalur Tikus' Keluar Malaysia)

Sebelumnya, The Star melaporkan bahwa kelompok pendukung Barisan Nasional di Sarawak akan bertemu pada 12 Juni untuk memutuskan apakah akan meninggalkan koalisi. Sebuah portal berita online sebelumnya melaporkan bahwa Abang Johari telah memberi tahu Dr. Ahmad Zahid bahwa PBB akan hancur jika tidak menjauhkan diri dari koalisi.

Partai lainnya di Sarawak adalah Partai Rakyat Sarawak United (SUPP), Parti Rakyat Sarawak (PRS), dan Partai Demokrasi Progresif (PDP). Sumber mengatakan bahwa pihak-pihak memiliki sedikit ketertarikan untuk tinggal di Barisan setelah GE14 dan akan lebih memilih untuk membentuk koalisi mereka sendiri yang berbasis di Sarawak untuk fokus pada kepentingan negara dan mempersiapkan pemilihan negara berikutnya pada tahun 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement