Kamis 07 Jun 2018 17:44 WIB

Luncurkan Geber, Badan Karantina Dorong Ekspor RI

Badan Karantina telah meluncurkan empat produk layanan publik.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI (Barantan) Banun Harpini.
Foto: Humas Badan Karantina
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian RI (Barantan) Banun Harpini.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian meluncurkan program Geber Ekspor Produk #PetaniKita. Geber merupakan singkatan dari gerakan bersama yang bertujuan untuk menggenjot dan mengakselerasi berbagai produk pertanian agar berdaya saing ekspor.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini saat membuka program Geber Ekspor Produk dalam acara 141 tahun Bulan Bakti Karantina Pertanian di Bandara Soekarno Hatta, Kamis, (7/7).

"Kita mengajak publik untuk menjaga kekayaan sumberdaya pertanian kita dan juga mendorong agar produk yang dihasikan petani berdaya saing dan memberikan nilai lebih bagi mereka," katanya.

Ia melanjutkan, Badan Karantina telah meluncurkan empat produk layanan publik sebagai upaya geber ekspor terhadap produk-produk petani. Layanan publik tersebut adalah sistem inline inspection, protokol karantina, sertifikat elektronik dan sistem IQFAST.

Inline inspection, kata dia adalah upaya Kementan dalam memenuhi persyaratan phytosanitary negara tujuan ekspor melalui pendampingan sejak hulu hingga hilir, seperti pemenuhan Good Agricultural Practice dan Good Handling Practice di tingkat petani.

Sedangkan protokol karantina adalah upaya Barantan dalam memperjuangkan agar produk-produk pertanian Indonesia dapat diterima masuk ke negara tujuan dengan persyaratan yang telah disepakati. "Hal ini dilakukan ke beberapa tujuan ekspor, antara lain Cina, Australia, Selandia Baru, Ukraina dan Timor Leste," ujarnya.

Beberapa negara juga sudah bekerja sama terkait pengiriman sertifikat elektronik karantina. Upaya ini dilakukan agar proses ekspor berjalan cepat, paperless dan mudah.

Untuk sistem pelayanan permohonan karantina, Badan Karantina Pertanian juga sudah mengeluarkan inovasi terbaru berupa IQFAST. Ia menjelaskan, sistem ini dapat menampung kebutuhan pengguna jasa berupa waktu layanan yang cepat dan transparansi biaya serta kebutuhan internal untuk pengawasan.

Masih banyak pula upaya lain yang dilakukan untuk mendorong para entrepreneur dibidang pertanian agar mudah dalam mengangkat produk petani kita.

Pada saat yang bersamaan, Badan Karantina mencatat setidaknya ada 24 unit pelaksana teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian yang juga melakukan geber ekspor berbagai produk pertanian yaitu di daerah Entikong, Padang, Cilacap, Palembang, Medan, Aceh, Pekanbaru, Belawan, Pangkal Pinang, Surabaya, Tajung Balai Asahan, Jambi, Manado, Tanjungpinang, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Samarinda, Parepare, Sumbawa, Karimun, Semarang dan Makassar.

Komoditas ekspor di antaranya 100 ton cacao liquer tujuan Amerika, 50 ton sayur-mayur ke Jepang, 6,1 ton gula organik ke Rumania, 297 ton kelapa tujuan Cina, 750 babi potong tujuan Singapura dan 145 kg sarang burung walet tujuan Cina.

Sementara itu geber ekspor produk pertanian yang langsung dikirim dari Bandara Soekarno Hatta pada hari ini (7/6) di antaranya gaharu 308 kg, mangga 803 kg dan salak 153 kg, cengkeh 100 g, lada biji 100 g, kayu manis 100 g tujuan Saudi Arabia.

Selain itu ada anthurium 37.774 batang, gerbera 3.234 batang, lomandra 585.354 box, philodendron 146.696 box, sygonium 11.550 box dan tanaman hias lain 891.600 batang tujuan Australia. Ada pula benih tomat 1,65 kg tujuan India, jeruk limau 155 kg tujuan Ceko, reptil 500 ekor tujuan Hong Kong dan Amerika, juga sarang burung walet tujuan Thailand dan Cina sebanyak 300 kg dan 87 kg.

Seperti diketahui, untuk akselerasi ekspor produk pertanian, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai ekspor pertanian tahun 2017 sebesar 33,1 miliar dolar AS, naik 24 persen dibandingkan ekspor tahun 2016 sebesar 26,7 miliar dolar AS.

Sebaliknya impor semakin menurun, kinerja 2017 ini diperoleh surplus 15,9 miliar dolar AS atau naik 48,8 persen dibandingkan tahun 2016 surplus 10,9 miliar dolar AS.

"Beberapa negara tujuan ekspor dengan frekuensi tinggi adalah Cina, Amerika Serikat, Jepang, Pakistan dan India," kata dia.

Kelima negara ini tercatat sebagai negara tujuan ekspor 2017 dan semester satu 2018. Hal tersebut menunjukkan adanya geliat ekspor produk pertanian yang harus bersama-sama didorong.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement