Selasa 12 Jun 2018 14:19 WIB

Tarif 'Liar' Bus Angkutan Mudik

Pemerintah hanya mengatur tarif bus ekonomi. Namun praktiknya.....

Red: Agus Yulianto
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) didampingi Dirjen Hubdar Budi Setiyadi (tengah), Kepala Balai Transportasi Darat Johny Siagian (kedua kiri) Wakapolda Banten Kombes Pol Thomex Kurniawan (kedua kanan) berbincang dengan Dirut PT ASDP Ira Puspadewi (kanan) saat meninjau Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (2/6).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) didampingi Dirjen Hubdar Budi Setiyadi (tengah), Kepala Balai Transportasi Darat Johny Siagian (kedua kiri) Wakapolda Banten Kombes Pol Thomex Kurniawan (kedua kanan) berbincang dengan Dirut PT ASDP Ira Puspadewi (kanan) saat meninjau Pelabuhan Merak, Banten, Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Mudik yuk mudik....Lebaran Idul Fitri 1439 H, yang hanya tinggal hitungan jari, akan tiba kembali. Bila tak ada perdebatan, maka lebaran kali ini akan jatuh pada tanggal 15 Juni 2018. Saat ini, fenomena menyambut datangnya hari lebaran pun, tengah marak di Tanah Ai. Salah satunya adalah mudik Lebaran 2018, pulang kampung.  

Tak pelak lagi, sebagian besar penduduk Ibukota, Jakarta mulai kembali ke kampung halaman untuk bersilaturahim dan bertemu sanak saudara. Maka, ketika aktivitas  kehidupan warga Jakarta, mulai kosong, kita pun bisa melihat fenomena lain dari mudik ini. 

Ya, moment itu adalah perjalanan menuju luar kota menuju kampung halamannya masing-masing. Entah itu menggunakan kendaraan pribadi, atau juga menggunakan jasa angkutan penumpang umum. Entah itu melalui jalan tol atau pun jalan reguler porvinsi dan kabupaten/kota, akan menjadi sangat ramai bahan menjadi padat merayap oleh berbagai jenis kendaraan bermotor.

Yang jelas, semua persiapan menyangkut mudik ini harus dilakukan sejak jauh-jauh hari. Mulai dari persiapan fisik, kebutuhan selama perjalanan hingga persediaan uang. Semua itu harus benar-benak fiks, bila kita tak ingin ada kendala dalam melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

*****

photo
Terminal Kampung Rambutan

Padad H-4 Lebaran Idul Fitri 1439 H, Senin (11/6), suasana pada penumpang angkutan bus antarakota dalam provinsi (AKDP) dan bus antarkota antarprovinsi (AKAP), di Terminal Kampung Rabutan, Jakarta, terlihat sangat ramai. Kondisi ini berbeda, bila dibandingkan dengan hari-hari biasa di luar momentum lebaran.

Dari pemantauan Republika Online di terminal ini menyebutkan, kepadatan jumlah penumpang itu sudah terjadi sejak waktu Subuh. Tak sedikit di antara penumpang itu yang membawa serta sanak keluarganya dan juga barang bawaan yang cukup banyak. Bisa jadi, barang bawaan itu adalah buah tangan untuk keluarga di kampung halamannya. 

"Iya, ada oleh-oleh buat keluarga di kampung," kata Kartono, asal Kediri, Provinsi Jawa Timur, saat ditermui Republika Online. Dia pulang ke kampung halaman bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil.

Ketika ditanya berapa uang yang dia harus keluarkan untuk mendapatkan tiket mudik tersebut, Kartono tampak terenyum getir. "Biasanya hanya Rp 270 ribua-an. Tapi sekarang, naiknya gila-gilaan. Di atas Rp 600 ribu-an per orang," katanya.

Pemudik lainnya, Ny Tarsinih (60 tahun) asal Sindanglaut, Kabupaten Cirebon pun mengeluhkan, tingginya tarif tiket bus trayek Jakarta-Kuningan tersebut. Dia yang pulang kampung bersama anak dan cucunya itu, menyebutkan, pada hari-hari biasa, harga tiket hanya Rp 80 ribu. 

"Sekarang harga tiketnya Rp 120 ribu per orang," katanya. Walaupun sempat mengeluh, tapi dia tak bisa menolak besaran harga tiket bus AKAP tersebut.

Saat Republika.co.id, ikut menaiki bus AKAP trayek Jakarta-Kuningan tersebut, para penumpang sempat melakukan protes dan tawar menawar. Apalagi, pada hari-hari biasa, para penumpang bus trayek ini bisa mendapatkan harga murah, Rp 60 ribu.

"Semua sekarang dipukul rata Rp 120 ribu per penumpang," kata Evi, warga Kadugede, Kunigan.

*****

Perbedaan tarif bus AKDP dan AKAP itu mulai dialami penumpang di Terminal Kampung Rambutan sejak Senin, 4 Juni 2018. Pihak pengelola bus pun tampak membebankan tarif bus seenaknya kepada penumpang.

Ya, menjelang Hari Raya Idul Fitri harga tiket bus mengalami pelonjakan secara signifikan. Kenaikan harga tiket bahkan tergolong 'liar' dan bisa mencapai dua kali lipat. 

Nana, kondektur bus AKAP trayek Jakarta-Kuningan itu menyebutkan, kenaikan harga tiket ini merupakan hal yang lumrah terjadi tiap tahunnya, khususnya pada hari-hari besar keagamaan. Apalagi, menurut dia, para penumpang bus pun tak mempermasalahkan kenaikan harga tersebut. 

"Itu busnya dicari orang. Jadi para penumpang sudah mengerti lah kalau musim mudik gini harga naik," kata Nana, usai memungut uang tiket para penumpang. 

Pernyataan Maryono pun diamini oleh petugas PO bus lainnya di Terminal Kampung Rambutan. Menurut Endang, menaikan harga tiket bus saat musim mudik lebaran, merupakan hal yang wajar. "Untuk tiket Jakarta-Madiun hari biasa itu Rp 200 ribu, nah kalau sekarang itu Rp 350 ribu," ujarnya

Untuk urusan harga tiket ini, pemerintah hanya bisa mengatur harga tiket bus ekonomi. Sedangkan untuk harga tiket bus eksekutif, pemerintah tak ikut campur. 

Sesuai dengan aturan, Kementerian Perhubungan, akan menindak tegas pengelola bus AKAP yang memasang tarif seenaknya. Ini karena sebelumnya, Kementerian perhubungan memastikan tarif bus tidak akan dinaikkan pada masa mudik Lebaran 2018. 

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi menyatakan, Kemenhub akan mengontrol harga. Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 36/2016 tarif per kilometer per penumpang sudah diatur. ”Para pengusaha bus harus mematuhi peraturan tersebut. tak ada kenaikan harga tiket,” ucapnya.

Karena itu, Budi menegaskan, akan segera menindaklanjuti setidap laporan pelanggaran. Termasuk tarif bus. Jika ada perusahaan bus yang bandel, maka sanksi siap dijatuhkan. Mulai dari teguran hingga pencabutan ijin usaha.

Untuk itu, Budi kepada awak media beberapa waktu lalu, meminta masyarkat harus turut proaktif. Kata dia, bila ada pelanggaran agar bisa dilaporkan di pos-pos pantau yang ada di setiap terminal. "Silakan laporkan bila ada keluhan menyangkut kenaikan tarif itu, kami akan tindaklanjuti," katanya.

Kenaikan harga tiket bus saat musim mudik Lebaran memang tak bisa dihindari. Namun, pemudik pun membutuhkan sarana transportasi itu untuk bisa berkumpul dan bersilaturahim dengan keluarganya di kampung halaman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement