Kamis 21 Jun 2018 13:34 WIB

Iriawan Tantang Tunjukkan Bukti Dia tidak Netral di Pilkada

Iriawan siap untuk dicabut jabatannya jika tidak netral di pilkada.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Bilal Ramadhan
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol M Iriawan memberikan arahan kepada para pegawai di Lingkungan Setda Provinsi Jawa Barat, saat Apel Pagi dan Halal Bihalal, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (21/6).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Komjen Pol M Iriawan memberikan arahan kepada para pegawai di Lingkungan Setda Provinsi Jawa Barat, saat Apel Pagi dan Halal Bihalal, di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Bandung -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Komjen Pol Iriawan melakukan ramah-tamah pada wartawan yang bertugas di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (21/6). Dalam pertemuan tersebut, Iriawan berbagi cerita mengapa dia berani mempertaruhkan nama baik dan kariernya untuk menjadi pj gubernur Jabar.

Dia mempertanyakan apa wujud konkret di mana ketidaknetralannya yang selama ini dituduhkan padanya. "Itu bentuk tanggung jawab saya sebagai kepala daerah, kalau ASN tidak netral, saya berikan sanksi. Kalian (ASN) awasi saya, kalau saya tidak netral, turunkan saya sebagai pejabat gubernur," kata Iriawan di Gedung Sate, Bandung, Kamis (21/6).

Dia menilai, jika dia melakukan kecurangan, pasti akan ramai ketahuan karena semua mata tertuju padanya. "Di penghujung karier saya, dua tahun lagi, saya ingin memiliki pengharapan lebih, apa saya mau mengorbankan itu hanya untuk itu (pilkada)? Enggak lah," katanya.

Dia ingin menutup perjalanan kariernya dengan mulus, termasuk memimpin pemerintahan yang sebenarnya bukan ahlinya. Dia mengaku tak ingin mencoreng kariernya dengan perilaku tidak terpuji. "Apa untungnya buat saya? Enggak ada," katanya menegaskan.

Meski sama-sama dari kepolisian, Iriawan mengaku akan lebih memilih negara dibandingkan teman sejawatnya. Dia membuktikannya dengan menyebut kasus Nasrudin Zulkarnaen yang pernah dia tangani harus menyeret rekannya di sesama kepolisian, Williardi Wizard.

"Nasib orang dipenjara, apalagi cuma pilkada. Sampe sekarang saya enggak pernah ketemu dia (Anton Charliyan)," katanya.

Dia menilai itu hanya kecurigaan orang kepadanya. Karena hal itu pula dia menyikapinya dengan santai. "Karena enggak ada beban, jadi itu alasan saya. Saya berani bicara bahwa saya siap untuk dicabut dari jabatan saya di Jawa Barat jika saya tidak netral," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement