REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mendorong efisiensi perbankan untuk mencegah kenaikan tingkat suku bunga kredit. Kenaikan tersebut bisa terjadi imbas kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
"Pemerintah perlu kerja sama dengan OJK dan BI supaya boleh saja tingkat bunga dari kebijakan moneter yakni BI 7 Days Reverse Repo Rate naik, tetapi bisa juga dijalankan mendorong efisiensi di perbankan," kata Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Kamis (21/6).
Darmin mengatakan, saat ini institusi yang dapat mendorong efisiensi perbankan adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia mengaku, ketika perbankan masih berada di bawah naungan Bank Indonesia terdapat suku bunga dasar kredit (SBDK).
"Itu (SBDK) diumumkan oleh bank, wajib, jadi semua tahu. Jadi, ada hal-hal yang bisa dilakukan sehingga peningkatan suku bunga moneter itu tidak perlu otomatis mendorong naiknya tingkat bunga kredit," kata Darmin.
Mantan Gubernur BI itu mengaku saat ini pemerintah terus memperhatikan kecenderungan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat. Menurutnya, Indonesia pun perlu ikut menyesuaikan kebijakan tersebut agar tidak mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.
"Itu (kenaikan suku bunga di AS) kemungkinan akan berjalan beberapa kali. Itu berarti suku bunga kita akan naik kalau tidak kurs kita akan terganggu lagi," kata Darmin.