Senin 25 Jun 2018 17:23 WIB

Alasan Mira Lesmana Hadirkan Lagi Film Anak-Anak

Film anak-anak mengajarkan generasi muda mencintai film lokal.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
 Produser Mira Lesmana saat ditemui wartawan di Kedai Kopi 89, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Kamis (22/2). 
Foto: Republika/Noer Qomariah Kusumawardhani
Produser Mira Lesmana saat ditemui wartawan di Kedai Kopi 89, Mampang Prapatan Jakarta Selatan, Kamis (22/2). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mira Lesmana dikenal sebagai sineas bertangan dingin yang banyak melahirkan film anak-anak. Sebut saja Petualangan Sherina, Untuk Rena, Laskar Pelangi, dan terakhir Sang Pemimpi yang rilis pada 2009. Setelah nyaris satu dekade absen menghadirkan film anak-anak, tahun ini ia menyuguhkan film berjudul Kulari ke Pantai.

Film yang dibintangi Marsha Timothy dan Maisha Kanna tersebut berkisah tentang dua sepupu yang tidak akur karena perbedaan gaya hidup. Bukan tanpa alasan Mira kembali hadir dengan karya berupa film anak-anak. Bahkan demi Kulari ke Pantai, Mira sampai beristirahat sejenak dari proyek film Aku Chairil yang sedang digarapnya.

"Produksi film Indonesia meningkat tajam tapi minim film anak-anak. Makanya saya bilang ke Riri Riza mungkin kita berhenti dulu ya memikirkan film yang harusnya akan kita buat. Kita buat dulu film anak-anak dan keluarga," kata Mira.

Menurut dia, film anak-anak sangat diperlukan keberadaannya dalam industri perfilman Tanah Air. Pertama, film anak-anak mengajarkan generasi muda mencintai film lokal sehingga melahirkan para pencinta film ketika mereka dewasa kelak. Kedua, film anak-anak merupakan sarana regenerasi talenta baru di bidang akting. Oleh karena itu, jangan heran jika istri Mathias Muchus ini gemar mengorbitkan wajah-wajah baru.

Di film Kulari ke Pantai, Mira juga menemukan tiga talenta baru yakni Maisha Kanna, Lil'li Latisha, dan Fadhlan Rizal. Ketiganya digaet setelah Mira melihat penampilan mereka saat membintangi drama musikal Petualangan Sherina. "Kita tinggal ajarkan ke mereka perbedaan akting di panggung musikal dengan di layar lebar," jelas wanita 53 tahun ini.

Membuat film anak-anak bukan berarti lebih mudah daripada film untuk orang dewasa. Mira menerangkan film anak-anak yang ideal adalah film yang bisa dinikmati anak-anak maupun orang tuanya. "Orang tua atau kakak yang mengantar ke bioskop juga harus bisa menikmati film. Kalau terlalu anak-anak nanti yang menemani juga malas," ungkapnya. Selain itu, film juga harus seru dan mengandung pesan-pesan positif.



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement