Selasa 26 Jun 2018 14:22 WIB

Menristekdikti Sebut Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

Mohamad Nasir juga menyatakan halalbihalal adalah budaya asli Indonesia

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memberikan sambutan dalam acara peresmian kapal penangkap cumi dan kapal cepat di Jakarta, Sabtu, (7/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir memberikan sambutan dalam acara peresmian kapal penangkap cumi dan kapal cepat di Jakarta, Sabtu, (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih dalam momen Idulfitri 1439 H, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir hadiri Halalbihalal keluarga besar Universitas Negeri Semarang (Unnes), Selasa (26/6). Halalbihalal yang diadakan di gedung Prof. Wuryanto tersebut mengambil tema "Harmoni Silaturahmi Merekat NKRI".

Dalam acara tersebut, dia menyampaikan bahwa sejak dahulu, cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Dengan begitu Nasir menyatakan, kita wajib menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Saya yakin keluarga besar Unnes pasti cinta tanah air. Tumbuhkan rasa toleran, cinta alam, harmoni akan muncul, cinta tanah air akan tumbuh. Ini rangkaian paling penting. Jadilah pemimpin yang baik. Jadilah pemimpin yang dapat dicontoh orang lain dengan baik," kata Nasir melalui siaran pers kepada Republika.co.id, Selasa (26/6).

Nasir juga menekankan pentingnya budaya halalbihalal. Sebab halalbihalal adalah budaya asli Indonesia, keaslian dari bangsa Indonesia, bukan hanya menjadi milik muslim, tetapi milik bangsa.

"Budaya halalbihalal merupakan bentuk silaturahim, didalam silaturahim pasti ada simbol cinta dan kasih. Cinta dan kasih untuk seluruh alam. Dengan adanya cinta kasih tersebut, pasti menjadi harmoni, jauh dari kata saling memusuhi," jelas dia.

Sementara itu, Rektor Unnes Fathur Rokhman mengatakan, halalbihalal kali ini dilaksanakan untuk merekatkan silaturahim satu sama lain dan menjadi ajang untuk sama-sama kembali kepada fitrah.

"Kita banyak belajar tentang keikhlasan dan kepedulian. Saatnya kita saling membangun kembali kefitrahan Unnes menjadi kampus yang harmoni. Apalagi kita secara tidak sadar juga mungkin di media sosial, ada yang menimbulkan kericuhan. Saatnya saling berjabat tangan," jelasnya di hadapan sekitar 750 civitas Unnes.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement