Selasa 26 Jun 2018 14:51 WIB

Basarah Sebut Airlangga Adu Domba Jokowi dan Megawati

Basarah membantah Jokowi mendukung Khofifah setelah Puti ditetapkan sebagai cawagub.

Rep: Febrianto Adi Saputro / Red: Ratna Puspita
Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyampaikan keterangan pers dalam peringatan wafat Taufik Kiemas ke-5 di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Jumat (8/6).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyampaikan keterangan pers dalam peringatan wafat Taufik Kiemas ke-5 di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Jumat (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wakil Seketaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan Ahmad Basarah menilai pernyataan politik Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait Pilkada Jawa Timur mengarah pada upaya adu domba antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan. Pernyataan yang dimaksud adalah Airlangga mengatakan bahwa Jokowi mendukung Khofifah Indar Parawansa pada pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur 2018.

Basarah juga mengkritik pernyataan Airlangga lainnya, yakni bahwa pilihan Jokowi dalam memilih cagub tidak harus atas dasar kesamaan partai. Ia mengatakan, pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa sikap Jokowi dalam mendukung cagub tidak harus didasarkan atas persamaan partai adalah pernyataan yang memanas-manasi perasaan Megawati.

“Apalagi Puti Guntur Soekarno adalah keponakan Bu Mega dan cucu pertama Bung Karno," kata Basarah dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/6).

Basarah juga merespons pernyataan Airlangga yang mengatakan bahwa alasan Jokowi mendukung Khofifah karena dukungan pada pilpres 2014. Ia mengatakan, pernyataan itu seakan-akan menafikan keberadaan PDI Perjuangan sebagai partai utama pengusung Jokowi pada pilpres 2014.

"Harusnya, jika Airlangga Hartarto loyal pada Pak Jokowi, dia harus menjaga suasana kondusif dan menjaga kekompakan antar partai pendukung Jokowi, terutama dengan Bu Mega sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, tempat Pak Jokowi dibesarkan," kata dia. 

Menurut dia, sikap pribadi Jokowi terhadap pilgub Jawa Timur sangat jelas setelah Puti Guntur Soekarno ditetapkan sebagai cawagub Jawa Timur menggantikan Azwar Anas yang mengundurkan diri. "Pada waktu Puti belum diputuskan sebagai cawagub Jawa Timur mungkin saja Pak Jokowi tidak mendukung Gus Ipul dan Azwar Anas,” kata dia. 

Basarah mengaku, dia dan Puti juga sudah dua kali dipanggil Jokowi secara khusus pada 13 Februari 2018 dan 14 Mei 2018. Dalam pertemuan tersebut, Basarah mengatakan, Jokowi memberikan ucapan selamat dan memberikan petunjuk untuk memenangkan pilgub Jawa Timur kepada Puti. 

"Setelah pertemuan kami berdua dengan Pak Jokowi langsung ditindaklanjuti dukungan dari seluruh relawan-relawan Jokowi yang ada di Jawa Timur," kata dia.

Selain itu, kepada Basarah, Jokowi mengaku kecewa dengan Khofifah karena meninggalkan jabatan menteri sosial. Menurut Basarah, Jokowi pernah menegaskan tidak pernah ada instruksi mendukung Khofifah.

Politikus senior PDI Perjuangan tersebut yakin Jokowi tidak mungkin mendukung Khofifah. Sebab, ia mengatakan, Jokowi menghormari sosok Bung Karno, Megawati, dan ayah Puti, Guntur Soekarnoputri. 

“Seharusnya Airlangga meminta penjelasan ulang kepada Jokowi tentang siapa sebenarnya yang beliau dukung," ujar pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua MPR tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement