Selasa 26 Jun 2018 20:44 WIB

Ngabalin Tantang Prabowo Tunjukkan Data Mark Up Proyek LRT

Menurut Ngabalin, data yang dimiliki oleh Prabowo harus diklarifikasi ke pemerintah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Ali Mochtar Ngabalin.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Ali Mochtar Ngabalin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin, menantang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menunjukkan data dan informasi yang benar terkait tudingan mark up anggaran proyek LRT hingga jutaan dolar. Menurut Ngabalin, data yang dimiliki oleh Prabowo seharusnya diklarifikasi kepada pemerintah.

"Saya kan bilang kalau Mas Bowo (Prabowo) punya data yang lain mari dong kita tunjukin sama-sama. Kan masyarakat harus memiliki informasi yang benar terhadap data-data itu. Apalagi itu terkait pembiayaan LRT gitu loh. Maka saya menantang, monggo deh," ujar Ngabalin di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (26/6).

Ngabalin melanjutkan, seharusnya Prabowo tak mengambil kesimpulan pemerintah telah menggelembungkan anggaran proyek LRT sebelum memberikan data yang dimilikinya kepada pemerintah. Sehingga, dia tak memberikan informasi yang tak benar kepada masyarakat. "Pertama, itu memberikan nilai yang tidak benar kepada pemerintah. Kedua, masyarakat bisa punya penilaian tersendiri, kalau ternyata data itu adalah data yang tidak benar," katanya.

Ngabalin pun kemudian mempertanyakan kebenaran data yang menuding adanya mark up proyek LRT tersebut. Sebab, berdasarkan data dari pemerintah, justru terdapat penghematan anggaran hingga Rp 13 triliun. "Makanya saya kan bilang kalau ada, mudah-mudahan teman-teman yang mem-fending memberikan informasi kepada Pak Bowo itu adalah data-data yang validitasnya bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya menambahkan.

Ia pun meminta data yang disampaikan oleh Prabowo merupakan data yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, bukan dugaan semata. Ngabalin mengatakan, pemerintah selalu meminta pertimbangan dan melakukan diskusi dengan berbagai pihak, termasuk para konsultan, dalam mengerjakan berbagai proyek.

"Jangan data-data yang bisa menjorokin Pak Bowo, kasian. Karena itu kan pernyataan keluar dari tokoh seperti Mas Bowo," katanya menambahkan.

Baca juga: Prabowo Sebut Ada Mark Up Anggaran LRT, Anies: Cek Saja

Sebelumnya, Prabowo mengkritik proyek LRT yang dinilai tidak jelas sasarannya. Menurut dia, data yang digunakannya tersebut diperoleh dari indeks harga LRT sedunia yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut Anies, indeks termahal LRT di dunia hanya berkisar 8 juta dolar atau sekitar Rp 11,2 miliar per kilometer. Apabila dana yang dikeluarkan sebesar Rp 12,5 triliun, harga per kilometer bisa mencapai 40 juta dolar atau sekitar Rp 500 miliar.

Sementara itu, proyek LRT yang tengah dibangun pemerintah memiliki panjang 24 km. Dengan perhitungan itu, Ketum Gerindra itu pun menuduh telah terjadi penggelembungan anggaran hingga lima kali lipat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement