Kamis 28 Jun 2018 23:15 WIB

Gerindra tak Ingin Buat Kegaduhan dengan Klaim Asyik Menang

Gerindra menduga lembaga survei sedang ingin menggiring opini publik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Hafil
DPD Gerindra Jabar gelar Konferensi Pers minta masyarakat tunggu hasil real count. Karena, berdasarkan real count internal Pasangan Cagub Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) unggul tipis dibanding Rindu, di Kantor DPD Gerindra Jabar, Jln PHH Mustafa Kota Bandung, Kamis (28/6)
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
DPD Gerindra Jabar gelar Konferensi Pers minta masyarakat tunggu hasil real count. Karena, berdasarkan real count internal Pasangan Cagub Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) unggul tipis dibanding Rindu, di Kantor DPD Gerindra Jabar, Jln PHH Mustafa Kota Bandung, Kamis (28/6)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Kubu Tim sukses Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) meragukan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei yang menyatakan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) sebagai pemenang pilkada Jawa Barat 2018. Karena, pada saat yang sama kubu pasangan nomor urut tiga inipun melakukan penghitungan cepat dengan hasil yang berbeda dengan seluruh lembaga survei. Bahkan, tim penghitungan dibentuk dua tim.

Menurut Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat Mulyadi, ia tidak ingin membuat kegaduhan dengan mengklaim pasangan calon yang diusungnya menang. Munculnya sikap seperti ini, karena Gerindra  hanya ingin memberi pembelajaran politik agar tidak dinodai oleh kecurangan. Serta ingin mengkoreksi hasil hitung cepat para lembaga survei, ia pun mengajak semua pihak untuk tidak terburu-buru dalam mengklaim hasil pilkada Jawa Barat.

"Meski kami juga punya hasil quick count, tapi kami tidak mengklaim kemenangan. Kita bukan tidak ingin kalah, tapi penting bagi kita untuk meng-counter opini-opini yang sedang jalan," ujar Mulyadi kepada wartawan di Kantor DPD Gerindra Jabar, Kamis (28/6).

Hasil pilgub, kata dia, akan jelas setelah KPU mengetuk palu. Jadi semua harus menunggu hasil penghitungan resmi dari KPU. "Kami meragukan hasil hitung cepat lembaga survei tersebut," katanya.