REPUBLIKA.CO.ID, ANNAPOLIS -- Sejumlah orang ditembaki Kamis (28/6) di sebuah surat kabar di Annapolis, Maryland. Polisi telah menahan seorang tersangka dalam peristiwa tersebut.

Seorang wartawan di The Capital Gazette melalui cuitan twitternya mengungkapkan seseorang menembaki ke ruang berita dan mengenai beberapa karyawan. Phil Davis, jurnalis bisnis dan politik untuk surat kabar, juga mengunggah di twitter bahwa pria bersenjata itu menembaki pintu kaca ke kantor. 

"Seorang penembak tunggal menembak beberapa orang di kantor saya, beberapa di antaranya mati," kata dia dalam cuitannya.

Namun, para petinggi kantor tersebut menolak untuk secara resmi mengkonfirmasi apakah ada yang terbunuh. Davis menambahkan, "Tidak ada yang lebih mengerikan daripada mendengar banyak orang tertembak saat Anda berada di bawah meja dan kemudian mendengar pria bersenjata itu kembali."

Juru bicara Departemen Kepolisian Anne Arundel, Marc Limansky, mengatakan, petugas sedang menyisir gedung itu. Juru bicara polisi lainnya Letnan Ryan Frashure mengakui adanya korban dalam penembakan itu. Namun, ia belum bisa memastikan berapa jumlahnya. "Saya tidak bisa memberikan berapa luka-luka sekarang," ujarnya seperti dikutip AP News.

Arminta Plater, juru bicara rumah sakit di dekat kantor surat kabar itu mengatakan, dua pasien telah tiba di sana tetapi tidak diketahui kondisi mereka. Seorang karyawan SPBU di dekat lokasi penembakan mengatakan meningkatnya aktivitas polisi di lokasi tersebut. Dalam wawancara telepon, Carlos Wallace, yang bekerja di ujung jalan dari kantor surat kabar, memperkirakan lusinan kendaraan penegak hukum dan ambulans telah bergegas menuju tempat kejadian dengan sirene meraung-raung.

"Jalan itu diblokir," katanya.

Surat Kabar The Capital Gazette adalah bagian dari Capital Gazette Communications, yang juga menerbitkan Maryland Gazette dan CapitalGazette.com. Ini adalah bagian dari Baltimore Sun Media Group.

Gubernur Maryland Larry Hogan menyatakan sangat terpukul dengan kejadian tersebut. Para pejabat mengatakan Presiden Donald Trump telah diberitahu tentang hal itu. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika