REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengindikasikan persetujuannya terhadap permintaan pemerintah Indonesia untuk membangun sekolah bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Mahathir menuturkan, pemerintah Malaysia sadar banyak TKI datang dengan membawa anak usia sekolah.
Pemerintah Malaysia telah membangun sekolah untuk anak-anak tersebut di kawasan Semenanjung Malaysia. Meski begitu, jumlahnya memang belum mencukupi.
"Di Sabah dan Serawak memang belum ada sekolah-sekolah yang bisa dimasuki anak-anak dari Indonesia yang tinggal di sana. Ini akan kita perbaiki," ujar Mahathir, Jumat (29/6).
Dalam pertemuan ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menitipkan secara langsung kepada Mahathir mengenai pentingnya perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia. Poin tersebut dianggap penting untuk dibicarakan karena banyak tenaga kerja dari Indonesia yang bekerja di Malaysia.
"Dan juga tentang pembangunan sekolah-sekolah bagi anak-anak di Indonesia," ujar Jokowi.
Baca juga: Isu Korupsi Hingga Ekonomi Dibahas Jokowi Bersama Mahathir
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, Presiden Jokowi memang sudah mengusulkan adanya nota kesepahaman mengenai permasalahan penempatan dan perlindungan TKI. Hak anak-anak TKI, salah satunya sektor pendidikan, akan tercantum dalam nota tersebut.
"Ini mendapat tanggapan positif dan detailnya akan kami follow up lagi sepeti apa," ujar Retno.
Retno menjelaskan, selama ini pemerintah Indonesia sebenarnya telah menambah community learning center (CIC). Dalam enam bulan terakhir bahkan Indonesia telah menambah sekitar 50 CIC yang ada di Malaysia.