REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Cina tengah menjajaki peluang kerja sama dalam bidang pengolahan limbah dari peralatan elektronik atau e-waste. Untuk membahas mengenai rencana kerja sama tersebut, delegasi Pemerintah Cina yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Kerja Sama Ekonomi Luar Negeri, Kementerian Ekologi dan Perlindungan Lingkungan Cina, Chen Liang telah melakukan pertemuan dengan pemerintah Indonesia yang diwakili kementerian-kementerian terkait pada Rabu (27/6) lalu.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara mengatakan, berdasarkan laporan the Global E-Waste Monitor 2017, pada tahun 2016 dihasilkan 44,7 juta metrik ton (Mt) e-waste atau 6,1 kg e-waste per kapita. Hanya 20 persen atau 8,9 Mt dari limbah elektronik tersebut yang didaur ulang dengan pengelolaan yang benar dan tepat.
“Padahalm jika dikelola dengan tepat dan benar melalui pendekatan circular economy, nilai total global e-waste tersebut diperkirakan dapat mencapai 55 miliar euro,” kata Ngakan, lewat keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/6).
Laporan the Global E-Waste Monitor 2017 juga mengungkap rata-rata limbah elektronik yang dihasilkan oleh Indonesia mencapai 4,9 kg per kapita. Angka tersebut tergolong rendah rendah jika dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia yang mencapai 8,8 kg per kapita dan Singapura sebanyak 17,9 kg per kapita.
Baca juga: Ke Mana Sampah Elektronik Pergi?
Industri elektronik merupakan salah satu dari lima sektor prioritas yang dipilih untuk implementasi revolusi industri 4.0 di Indonesia. Ngakan menyebut, pengolahan limbah elektronik amat penting dalam mendukung implementasi revolusi industri di Tanah Air. Sebab, salah satu langkah strategis di dalam implementasi Industri 4.0, yakni mengakomodir standar-standar keberlanjutan.
"Dengan makin meningkatnya permintaan pasar terhadap produk telekomunikasi dan telematika sebagai dampak dari cepatnya perkembangan teknologi di era digital global saat ini, pengelolaan e-waste menjadi sesuatu yang sangat penting,” kata dia.