Ahad 01 Jul 2018 01:34 WIB

5 Ribu Wanita Belajar Mengemudi di Arab Saudi

Peserta lalu harus lulus tes berkendara di jalan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Israr Itah
Hessah al-Ajaji di mobilnya mengemudi untuk pertama kali di Jalan Tahlia yang sibuk di Riyadh, Arab Saudi, Ahad (24/6).
Foto: AP Photo/Nariman El-Mofty
Hessah al-Ajaji di mobilnya mengemudi untuk pertama kali di Jalan Tahlia yang sibuk di Riyadh, Arab Saudi, Ahad (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Kursus mengemudi Saudi Driving School yang bekerja sama dengan Princess Nourah University (PNU) mengungkapkan pihaknya telah melatih 5 ribu wanita untuk mengemudi. Hal ini diumumkan oleh CEO tempat kursus tersebut Abdul Baset Al-Suwaidi.

"Ini bagian dari dukungan kami terhadap keputusan kerajaan yang memungkinkan wanita untuk mengemudi di jalan. Ini juga kontribusi kami untuk membantu wanita di Arab Saudi," ujar Abdul dilansir dari Arabnews, Ahad (1/7).

Abdul menyebut setelah melewati ujian tulis, peserta pelatihan akan menghabiskan waktu selama dua jam di laboratorium simulasi sebelum memulai fase pelatihan praktik selama enam jam. Seorang peserta pelatihan harus melewati fase tersebut sebelum melanjutkan pada tahap kedua, yang mencakup 14 jam pelatihan.

Peserta lalu harus lulus tes berkendara di jalan. Mereka akan mempelajari 18 kunci keterampilan dalam mengemudi. Begitu lulus tes tersebut, pengemudi bisa langsung turun ke jalan.

Namun jika peserta gagal dalam tes berkendara, ia harus menjalani empat jam fase pelatihan praktik yang kedua.

Seorang pengawas dan pelatih Abrar Al-Muhaisani menyebut tugasnya termasuk memberikan tes setelah peserta menjalani pelatihan teori dan praktik. Ia juga bertugas memastikan peserta lulus semua fase.

Ahlam Al-Thunayan, salah satu wanita pertama yang mendapat surat izin mengemudi Saudi menyebut keputusan kerajaan ini sudah tepat. "Ini berasal dari kepercayaan Raja Salman kepada wanita Saudi dan pentingnya memberdayakan mereka. Sejarah adalah saksi prestasi perempuan Saudi dan kontribusi mereka terhadap perkembangan Arab Saudi di berbagai tingkatan," ujarnya.

Ahlam melanjutkan keyakinan Raja Salman terhadap wanita Saudi menunjukkan bahwa kontribusi masa depan wanita terhadap negara akan lebih besar.

Seorang pengemudi, Esra Abdul Rahman Al-Batti, mengatakan, keputusan kerajaan ini akan berdampak positif terhadap kehidupan wanita Saudi. Bahkan, keputusan ini bisa memberikan motivasi untuk lebih produktif dan memberikan kontribusi terhadap kemakmuran ekonomi negara tersebut.

"Ini bisa membantu mewujudkan visi 2030 dimana meningkatkan partisipasi perempuan dalam lingkungan kerja hingga 30 persen. Mengendarai mobil bukanlah sebuah tujuan tetapi sarana untuk melakukan pekerjaan," ujarnya.

Pengendara lainnya Hanan Abdullah Al-Arfaj mengatakan pencabutan larangan mengemudi akan membantu perempuan menjadi lebih mandiri dan meningkatkan peran mereka di masyarakat. Ia bahkan menyebut akan mendorong semua wanita untuk dilatih dan mendapatkan surat izin mengemudi sehingga mereka bisa bergerak bebas tanpa sopir. "Wanita harus siap untuk keadaan darurat dan keadaan sulit lain yang membutuhkan mengendarai mobil dan bertindak cepat," kata Hanan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement