Jumat 06 Jul 2018 00:27 WIB

Pengungsi Gunung Agung Bangun Hunian Sementara

Pengungsian di halaman UPTD Pertanian dinilai terlalu terbuka dan dingin saat malam.

Foto udara kawah Gunung Agung di Karangasem, Bali, 28 Maret 2018.
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Foto udara kawah Gunung Agung di Karangasem, Bali, 28 Maret 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Ratusan pengungsi Gunung Agung asal Dusun Kesimpar, Desa Besakih, mulai membangun hunian sementara dari bambu yang dilakukan secara swadaya di halaman UPTD Pertanian, Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Kamis (5/7).

Seorang pengungsi asal Dusun Kesimpar, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kadek Dana yang rumahnya berada di radius empat kilometer dari puncak Gunung Agung, memilih mengungsi bersama keluarganya. Ia khawatir dengan aktivitas Gunung Agung yang tidak menentu saat ini.

"Kami membangun hunian sementara secara swadaya dan memilih mengungsi karena was-was dengan aktivitas Gunung Agung yang terus mengalami erupsi," ujarnya.

Ia mengatakan, meskipun di halaman UPTD Pertanian Desa Rendang telah disediakan rumah tinggal atau wantilan, namun merasa kedinginan karena tempatnya terlalu terbuka. Dia mengatakan pembangunan hunian sementara ini dilakukan bersama pengungsi dari Dusun Kesimpar secara bergotong-royong.

"Saat malam hari angin terasa kencang, belum lagi lantai wantilan terasa dingin saat malam hari sehingga kami memilih membangun tenda mandiri," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, I Wayan Supandi mengatakan, pemerintah tidak melarang pengungsi membangun hunian sementara di tempat itu. Namun, diharapkan bangunan tidak merusak tanaman cabai dan gumiti yang ditanam petugas setempat.

"Namun, untuk luas lahan mendirikan rumah hunian sementara untuk 172 orang pengungsi dari Dusun Kesimpar ini tidak seluas saat seperti pengungsian Gunung Agung pada September 2017," katanya.

Namun, apabila aktivitas Gunung Agung semakin tidak menentu, dia tidak akan melarang banyaknya pengungsi datang ke tempat itu. "Kami tidak menutup pintu untuk pengungsi yang mau datang ke UPTD Pertanian ini karena kami lebih mementingkan kemanusiaan untuk dibangun hunian sementara di kebun ini," katanya.

Baca juga: Pengungsi Gunung Agung di Luar Radius 4 Km Diminta Pulang

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement