REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan bahwa pihaknya akan segera membuka kembali situs www.infopemilu.kpu.go.id jika kondisinya sudah aman. Arief menjelaskan alasan belum dapat diaksesnya situs tersebut hingga saat ini.
"Situs akan dibuka lagi juga sudah selesai anda kami yakin bahwa situasinya sudah aman. Sebab kalau kami buka sekarang, nanti diserang lagi, kemudian angka nanti berubah lagi. Lalu nanti kami tutup lagi, buka lagi, dan diserang lagi. Maka kasihan masyarakat," jelas Arief ketika dijumpai di ruangannya, Jumat (6/7).
Dia berharap, situs tersebut bisa dibuka secepatnya. Sebab, dalam waktu yang tinggal tersisa beberapa hari sebelum masa akhir penetapan hasil akhir pemungutan suara pilkada serentak 2018 pada 9 Juli.
"Semoga bisa (dibuka bersamaan dengan pengumuman hasil akhir rekap suara Pilkada)," tegas Arief.
Dia melanjutkan, kasus peretasan situs ini sudah dilaporkan kepada kepolisian. Arief mengklaim jika peretas situs KPU lebih canggih daripada sebelumnya.
"Kami belum tahu (pelakunya). Ya kita serahkan saja sama polisi. KPU kan lebih rumit dan canggih yang mencoba membobol," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa hari lalu, situs www.infopemilu.kpu.go.id tidak bisa beroperasi seperti biasanya. Diduga, hal ini terjadi karena banyak upaya peretasan. Hingga Jumat *6/7) siang, kondisi situs yang menayangkan informasi terkait Pilkada, hasil pilkada, informasi Pemilu dan sebagainya itu.
Situs hanya tampak menyajikan informasi 'untuk meningkatkan kualitas pelayanan informasi hasil pemilihan, untus sementara layanan ini kami tidak aktifkan'.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II Ahmad Riza Patria mendorong KPU untuk mengevaluasi seluruh aspek agar peristiwa serupa tidak terjadi di kemudian hari, termasuk operator yang menangani IT di KPU.
"Semua dievaluasi siapa yang menangani, perusahaannya apa, apa masalahnya," katanya, Selasa (3/7).
Menurutnya KPU selama ini selalu menyampaikan bahwa masalahnya adalah karena semua orang mengakses di waktu yang bersamaan. Sehingga hal tersebut perlu disampaikan solusinya.
"Ya memang pasti diakses dalam waktu bersamaan karena pilkadanya serentak," jelasnya.