Selasa 10 Jul 2018 02:32 WIB

GNPF Sambangi PKS, Ini yang Dibahas

PKS dinilai memiliki kesamaan dengan ulama.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden PKS, Sohibul Iman.
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden PKS, Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), Alumni 212 serta perwakilan ulama datang berkunjung ke kantor DPP PKS, Senin (9/7), di Jakarta Selatan. Presiden PKS, Muhamad Sohibul Iman menyampaikan, kunjungan tersebut disambut baik oleh PKS.

"Kami menyambut baik kedatang para ulama kesini, beliau-beliau ini menyampaian aspirasinya kepada kami yang terkait dengan perpolitikan nasional ke depan," ungkap mantan rektor Universitas Paramadina tersebut, dalam siaran pers, Senin (9/7).

Pertemuan yang berlangsung selama dua jam tersebut, menurut Sohibul banyak membahas mengenai kepemimpinan nasional agar lebih baik lagi. Sohibul mengatakan, dalam pertemuan itu pihaknya tidak membahas nama calon.  Namun membahas visi bersama ke depan, tentang kepemimpinan yang akan datang, tentang harapan dan keinginan membawa Indonesia jauh lebih baik lagi.

Pendapat yang senada disampaikan oleh Ketua GNPF Ulama, Yusuf Muhammad Martak yang menyebutkan bahwa PKS memiliki kesamaan paham dengan para ulama. "Kita melakukan audiensi dan diskusi dengan partai-partai yang memang sefaham dengan kita, ada PKS, Gerindra, PAN dan PBB," ujar Yusuf M. Martak.

Menurutnya, mereka akan membentuk satu koalisi keumatan yang bertujuan untuk mengembalikan Indonesia sesuai dangan cita-cita para proklamator terdahulu. "Di sini kita memberikan ruang yang bebas kepada partai-partai tadi untuk menunjuk calonnya, kami hanya memberikan masukan-masukan,  dan siapaun calon yang diusulkan oleh koalisi tersebut, akan kami dukung," tuturnya.

Baca juga, PKS Berharap Ada Kesepakatan Gerindra Capreskan Anies.

Pada hari yang sama Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani bertandang ke Kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan TB Simatupang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (9/7) sore. Saat bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman, Muzani mengaku juga sempat membahas tentang duet Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut Muzani, pembicaraan mengenai AHY muncul ketika Gerindra menyampaikan pertemuan Prabowo dan Syarief Hasan di Kertanegara pada Kamis (5/7) lalu. Namun, kata dia, Gerindra sampai saat ini juga belum mengambil keputusan terkait apakah Prabowo akan bersanding dengan AHY.

"Saya kira kami juga belum mengambil keputusan apapun. Saya kira yang penting teman-teman PKS tahu ada perkembangan seperti itu," kata dia saat ditemui usai bertemu dengan Sohibul di Kantor PKS, Senin.

Saat ini, dia mengatakan, Gerindra sedang menunggu konfirmasi dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk bertemu lebih lanjut. Setelah pertemuan itu, baru Gerindra akan mengambil keputusan.  "Kami sedang menunggu konfirmasi dari Pak SBY, kapan waktunya dan seterusnya," jelasnya.

Ia juga mengatakan Gerindra memang selalu semua perkembangan berita dan perkembangan politik kepada presiden PKS. Menurut dia, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto juga berpesan agar menyampaikan apa adanya kepada PKS tentang perkembangan Pemilihan Presiden 2019.

Dia menambahkan, hubungan Gerindra dan PKS saling terbuka, termasuk soal situasi dan kondisi perkembangan politik yang terjadi saat ini. “Hari ini, kami sampaikan kepada Presiden PKS beberapa informasi yang kami dapat untuk dilakukan klarifikasi semuanya,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement