REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai ada tiga komponen yang menjadi tolak ukur kemajuan rumah sakit. Tiga komponen tersebut yakni keahlian para dokter, teknologi, dan hospitality atau keramahan layanan.
Dari ketiga komponen tersebut, teknologi peralatan kesehatan kini menjadi daya tarik utama bagi rumah sakit. Jusuf Kalla menilai, rumah sakit pada masa sekarang tidak lagi menawarkan jasa keahlian dokter saja namun juga kecanggihan peralatan medis.
"Dulu rumah sakit mengkampanyekan di sini berprakter profesor dokter ini, sekarang modalnya disamping dokter ada peralatan media seperi CT Scan, MRI, jadi fungsi tekologi di rumah sakit sudah sepertiga, dan dokter juga sepertiga," kata Jusuf Kalla dalam pidatonya di acara peresmian Gedung Graha Rumah Sakit Islam Surabaya, Kamis (12/7).
Jusuf Kalla berharap, rumah sakit memperbarui peralatan medisnya dengan teknologi terbaru. Sehingga dapat melengkapi dengan keahlian dokter. Disamping itu, keramahan pelayanan kesehatan juga menjadi ciri rumah sakit yang ideal.
"Tanpa tiga hal ini rumah sakit tidak akan maju, jadi dokter, teknologi, dan hospitality," ujar Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan, berbisnis rumah sakit merupakan kegiatan amal untuk menyehatkan orang yang sakit. Tak hanya itu, rumah sakit juga dapat berfungsi sebagai sarana dakwah Islam. Oleh karena itu, Jusuf Kalla mengapresiasi Nahdlatul Ulama (NU) yang telah mendirikan Gedung Graha Rumah Sakit Islam Surabaya. Jusuf Kalla berharap, nantinya di Jawa Timur dapat terbentuk suatu jaringan rumah sakit Islam mulai dari tingkat kota hingga kabupaten.
Adapun lambat laun rumah sakit akan tumbuh sebagai industri, karena persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, Jusuf Kalla berharap keberadaan rumah sakit Islam dapat melengkapi layanan rumah sakit swasta lainnya terutama dalam melayani pasien secara islami.