Senin 16 Jul 2018 18:10 WIB

Wapres Gambia Belajar Penyelenggaraan KTT OKI ke Indonesia

Wapres Gambia sangat kagum dengan protokoler dan pelayanan keamanan dari Indonesia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Penutupan KTT Luar Biasa OKI. (dari kiri) Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Joko Widodo, dan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani saat konferensi pers usai penutupan KTT Luar Biasa OKI di Balai Sidang Jakarta, Senin (7/3).
Foto: Republika/Wihdan
Penutupan KTT Luar Biasa OKI. (dari kiri) Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Joko Widodo, dan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani saat konferensi pers usai penutupan KTT Luar Biasa OKI di Balai Sidang Jakarta, Senin (7/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK), Senin (16/7), menerima kunjungan kehormatan Wakil Presiden Republik Islam Gambia Ousaino Darboe di Istana Wakil Presiden. Dalam pertemuan tersebut, Gambia ingin belajar dari Indonesia dalam menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

“Kami ingin belajar dari pengalaman anda dan para ahli Indonesia dalam menyelenggarakan acara sekelas KTT," ujar Darboe, Senin (16/7).

Adapun Gambia ingin mempererat kerja sama dengan Indonesia dalam pengaturan protokol atau keprotokoleran untuk persiapan menjadi tuan rumah KTT OKI ke-14 pada tahun ini. "Gambia memang menjadi tuan rumah, tapi Indonesia dan Gambia akan menyelenggarakan ini bersama-sama,” kata Darboe.

Darboe terkagum dengan protokoler dan pelayanan keamanan pemerintah Indonesia sejak ketibaannya di Jakarta, pada akhir pekan lalu. Menurutnya, Jakarta merupakan kota yang cukup ramah.

“Sejak kami tiba di sini kemarin, ada keramahan yang luar biasa yang saya dapat. Saya juga merasa seperti di rumah. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Wapres Kalla,” ujar Darboe. 

Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, Republik Islam Gambia telah meminta bantuan dari Indonesia dalam keprotokoleran. Sebab, Gambia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT OKI ke-14 pada November 2018.

Retno menjelaskan, bantuan pelatihan keprotokoleran tersebut telah diberikan oleh Indonesia kepada Gambia sejak 2017 lalu. Bahkan Indonesia telah mengirimkan tim keprotokoleran untuk melatih petugas protokoler di Gambia. Selain itu, Gambia juga meminta agar Indonesia dapat mengirimkan tim untuk mengevaluasi masalah keamanan menjelang penyelenggaraan KTT OKI.

"Tadi saya bahas sama pak wakil presiden (Jusuf Kalla), jadi tim kita akan ke Gambia membantu mereka untuk melakukan assessment masalah security," ujar Retno, Senin (16/7).

Nantinya Kepolisian Republik Indonesia yang akan melakukan evaluasi bersama dengan Kepolisian Gambia. Retno mengatakan, Indonesia merupakan negara pertama yang membantu Gambia secafa intensif untuk menyiapkan penyelenggaraan KTT OKI.

Namun tidak menutup kemungkinan, Gambia juga meminta bantuan dari negara lain. Apalagi, KTT OKI akan dihadiri oleh lebih dari 50 negara sehingga Gambia membutuhkan persiapan yang matang. Retno mengatakan, sejauh ini Indonesia belum diminta usulannya terkait isu atau agenda tertentu yang diusung dalam KTT OKI tersebut. Sebab, belum ada serah terima negara ketua penyelenggara dari Turki ke Gambia.

"Belum sampai itu, karena misinya adalah dalam rangka mempersiapkan keketuaannya, belum sampai masuk pada substansi yang dibahas karena belum serah terima dan sebagainya," kata Retno. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement