Selasa 17 Jul 2018 06:09 WIB

AS Siap Berunding dengan Taliban

Gencatan senjata memiliki peran besar dalam perdamaian.

Pejuang Taliban, Afghanistan
Pejuang Taliban, Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR -- Amerika Serikat siap bergabung dalam perundingan langsung dengan kelompok bersenjata Taliban untuk mengakhiri perang yang telah berlansung selama 17 tahun di Afghanistan. Demikian laporan salah satu pejabat militer asal Washington, Jenderal John Nicholson, pada Senin (16/7).

Pernyataan Nicholson disampaikan di tengah semakin intensifnya upaya diplomatik pascagencatan senjata pada liburan Idul Fitri lalu.

Nicholson, yang kini mengepalai misi NATO di Afghanistan, mengakui gencatan senjata itu punya peran besar dalam upaya perdamaian. "Menteri luar negeri kami, Mike Pompeo, mengatakan bahwa kami siap berunding dengan Taliban dan mendiskusikan peran pasukan internasional (di Afghanistan yang dituntut untuk segera keluar dari negara tersebut)," kata Nicholson.

Ia berharap, Taliban juga menyadari hal ini karena bisa membantu proses perdamaian maju selangkah. Sebelumnya, surat kabar New York Times melaporkan, pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah meminta kepada para diplomatnya untuk mengupayakan perundingan langsung dengan Taliban.

Juru bicara kantor urusan politik Taliban di Qatar, Sohail Shahin, mengatakan, ia masih menunggu konfirmasi dari Washington. Namun menyambut baik pendekatan baru AS.

"Ini adalah hal yang kami inginkan dan kami tunggu-tunggu, untuk duduk dengan Amerika Serikat secara langsung dan merundingkan penarikan pasukan asing dari Afghanistan," kata Shahin.

Menurut Shahin, sebagai langkah pertama, dia berharap PBB akan menghapus nama-nama pemimpin Taliban dari daftar hitam. Dia juga menambahkan, bahwa kehadiran pasukan internasional di negaranya adalah persoalan utama, termasuk personel AS.

Baca juga, Taliban Tolak Konferensi Ulama di Indonesia.

Sementara itu sejumlah pejabat Amerika Serikat mengatakan bahwa Trump semakin tidak sabar atas situasi di Afghanistan. Taliban banyak menguasai banyak wilayah meski Washington sudah menerapkan strategi militer baru yang lebih agresif.

Selama ini Taliban selalu menolak berunding dengan pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, karena dinilai tidak sah dan hanya merupakan boneka Washington. Taliban hanya mau duduk dengan Amerika Serikat.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo juga sudah berubah sikap. Sebelumnya dia mengatakan bahwa hanya pemerintahan Ghani yang punya legitimasi untuk berunding dengan Taliban. Kini Pompeo mengaku siap bergabung di meja runding. Pompeo bahkan bersedia mendiskusikan posisi pasukan internasional di Afghanistan

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement