REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menyebut gerilya politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa waktu terakhir ini bukan sebagai bentuk tidak komitmen Gerindra dengan partai mitra koalisi PAN dan PKS. Riza juga menegaskan, komunikasi penjajakan Gerindra dengan Partai Demokrat juga bukan untuk meninggalkan PKS dan PAN.
"Ini bukan manuver, bukan nggak dapat sinyal positif dari Gerindra. Pak Prabowo menyampaikan bahwa Gerindra dgn PKS dengan PAN itu teman lama, sahabat lama, saudara lama, bahkan hubungan kami bukan sekutu lagi tapi mereka sudah segajah bagi Gerindra. jadi kita tidak mungkin meninggalkan atau ditinggalkan," ujar Riza di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/7).
Menurutnya, komunikasi yang dijalin Partai Gerindra dengan Partai Demokrat tak lain untuk menguatkan konsolidasi poros Prabowo. Sebab Partai Demokrat, menurut Riza, partai pemenang keempat yang perlu diperhitungkan.
Baca juga: Prabowo Diprediksi Hanya akan Jadi King Maker, Ini Kata PKS
Apalagi saat ini Partai Demokrat masih berada di luar poros manapun. "Selama ini Partai Demokrat kan jadi partai penyeimbang kita harus syukuri, Gerindra bersyukur, PKS PAN bersyukur yang selama ini kompak bertiga, ada teman baru, Demokrat lagi, yang suaranya cukup siginifikan, pemenang keempat nasional, Pak SBY pengaruhnya besar dua periode dan sebagainya," kata Riza.
Karenanya, Partai Gerindra menilai, jika Demokrat bergabung tentu akan makin menambah energi baru bagi koakisi PKS dan PAN.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto didampingi putra Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Edhie Baskoro Yudhoyono di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (18/7).
"Kita hormati, jadi saya yakin PKS dan PAN akan bersukur bersama dengan Gerindra akan hadirnya Partai Demokrat ke depan dalam koalisi kita bersmaa. Insyallah kita akan solid dan semakin kuat," ujarnya.
Baca juga: Manuver Prabowo
Adapun persoalan cawapres kata wakil ketua Komisi II tersebut, hingga saat ini masih terus didikusikan secara matang oleh koalisi. Meskipun masing masing partai di koalisi menginginkan cawapres yang diambil dari partainya, ia meyakini nantinya akan ada kesepakatan antar mitra koalisi.
"Semua partai harus realistis cuma satu yang bisa diterima sebagai cawapres karena tempatnya satu. Pada akhirnya akan legowo akan solid siapapun yang terpilih apakah dari PKS PAN Demokrat atau mungkin malah di luar partai. Semuanya akan menerima selama melalui keputusan bersama," kata Riza.
Sebelum bertemu Ketua Umum Partai Demokrat SBY, Prabowo beberapa kali telah bertemu ke tokoh dan elit parpol. Mereka di antaranya, politisi PDIP yang juga putri Ketua Umum PDIP dan Menteri Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, ekonom senior yang juga kader PDIP Kwik Kian Gie, dan ekonom serta mantan menteri koordinator kemaritiman Rizal Ramli.
Baca juga: Politik Injury Time Para Elite Sambil Menunggu Putusan MK
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (kedua kiri) menerima buku dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kanan) yang berkunjung ke kantor PBNU Jakarta, Senin (16/7) malam.