Ahad 22 Jul 2018 22:15 WIB

PKB: Jangan Lupakan Jasa Ulama

Ulama sejak dulu memiliki andil besar dalam memerdekakan bangsa.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Muhammad Hafil
Suasana Harlah PKB.
Foto: Dian Erika Nugraheny/Republika
Suasana Harlah PKB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, meminta masyarakat Indonesia tidak melupakan jasa para ulama yang ikut mendirikan dan membesarkan bangsa. Tidak melupakan ulama juga merupakan bagian dari tidak melupakan sejarah.

Hal tersebut disampaikan Muhaimin saat menyampaikan pidato politiknya dalam acara Harlah ke-20 tahun PKB di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (22/7). Menurut dia, PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) adalah bagian dari bangsa Indonesia.

Sejak dulu, para ulama memiliki andil besar dalam memerdekakan bangsa. Karenanya, Muhaimin menyebut agar masyarakat harus mengingat Jas Hijau.

"Jangan sekali-kali melupakan jasa ulama, atau Jas Hijau. Baik pendidikan NU, pendiri parpol kita dahulu tidak pernah berpikir untuk kedudukan dan jabatan mereka. Parpol ini ada untuk kepentingan bangsa," ujar pria yang akrab disapa Cak Imin ini.

Selain berperan dalam kemerdekaan, para ulama juga berperan menopang kehidupan masyarakat. Khusus untuk kiai dari PKB, kata Muhaimin, selalu berbuat yang terbaik untuk masyarakat.

"Para kyai memberikan ceramah yang baik kepada masyarakat. Ini bukti bahwa kami meneruskan cita-cita para pendiri bangsa. Kalau Pak Hasto Kristiyanto punya Jas Merah yang merupakan ajaran Presiden Soekarno, maka kami punya Jas Hijau. Sehingga tidak lengkap kalau Jas Merah tanpa Jas Hijau," tegasnya.

Selain dihadiri oleh  Presiden Joko  Widodo, harlah ke-20 PKB juga dihadiri sejumlah menteri kabinet kerja. Beberapa di antaranya yakni Hanif Dhakiri, Muhammad Nasir, Wiranto, Tjahjo Kumolo dan Susi Pudjiastuti.

Selain itu, sejumlah ketua umum parpol dan politisi juga tampak hadir. Antara lain, Surya Paloh, Airlangga Hartarto, Hasto Kristiyanto, Viva Yoga Mauladi, Ahmad Basarah dan Dias Hendropriyono.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement