REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menyatakan bahwa jenazah pelaku Bom Bali I Imam Samudra alias Abdul Azis masih utuh setelah dieksekusi mati sejak sepuluh tahun lalu di Nusakambangan beredar di internet. Dalam video itu terlihat jasad seorang pria mirip Imam Samudera sedang diurus sebuah keluarga, sudah dikafani dan dibungkus plastik masih utuh. Terdengar pula isak tangis orang-orang yang sedang mengaji di sekitarnya.
Namun, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto menyatakan video tersebut adalah hoaks. Setyo mengirimkan sebuah video yang menampilkan bahwa kuburan Imam Samudera masih utuh. Menurut Setyo, kepolisian sudah melakukan pemeriksaan dan penyelidikan terhadap kabar itu. Makam almarhum Imam Samudera di pemakaman umum Lopang Cilik, Kota Serang, Banten, pun masih utuh tidak dibongkar.
Adapun dalam video yang dikirimkan Setyo, seorang pria menjelaskan keadaan makam Imam Samudera yang masih utuh.
"Berita ini disaksikan KH Mulyadi dari Cipondoh, Tangerang, dan saya yang ngomong dan Saudara Juli, Pak RT, Pak Wawan selaku kakak kandung almarhum dan almaghfiroh keponakan almarhum Imam Samudra. Ini saya foto makam daripada Imam Samudra masih utuh dan tidak ada sedikit pun tanda makam itu digali atau tanda-tanda makam Imam Samudra dipindahkan. Dan jadi berita yang menyatakan makam Imam Samudra digali dan jasadnya masih utuh itu hoax belaka. Jangan percaya dengan berita tersebut. Demikian klarifikasi ini saya sampaikan kepada seluruh kaum muslimin di seluruh Indonesia," ujar seorang pria menjelaskan soal makam Imam Samudra dalam video tersebut," kata pria dalam video tersebut.
Lebih lanjut, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan, jenazah di dalam video tersebut bernama Yaser Bin Thamrin. Ia merupakan narapidana teroris di Gunung Sindur. "Yang bersangkutan meninggal di RSUD Tangerang Selatan pada Selasa 17 Juli 2018 sekitar pukul 19.45 WIB," ujar Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/7).
Iqbal menjelaskan, Yaser mulai sakit pada tanggal 26 Juni 2018 hingga akhirnya tewas pada 17 Juli 2018 setelah menjalani perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Gunung Sindur.