REPUBLIKA.CO.ID, BAGDAD -- Komisi hak asasi manusia Irak melaporkan pada hari Senin bahwa 14 orang tewas dan lebih dari 700 terluka yang dilakukan oleh pasukan keamanan Irak selama berminggu-minggu sejak protes. Mereka memprotes pemerintah karena dianggap menimbulkan kesengsaraan juga melakukan hal yang salah.
Fazl Garrawi, anggota komisi Hak Asasi Manusia Irak yang berafiliasi dengan Parlemen Irak, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dalam dua minggu demonstrasi yang terjadi di Irak, 14 orang tewas dan 742 luka-luka, termasuk 470 pasukan keamanan.
Beberapa video viral di media sosial tampaknya menunjukkan warga sipil yang dibunuh oleh pasukan keamanan Irak telah menarik perhatian publik terhadap masalah ini. Jumat lalu, pasukan keamanan menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap demonstran, dan keberadaan banyak orang yang ditahan di tengah penumpasan itu tetap tidak diketahui.
Protes pertama kali meletus di kota selatan Basra, di mana para demonstran mengecam layanan publik yang buruk, pengangguran tinggi, dan kekurangan listrik yang kronis.
Hari-hari belakangan ini telah terlihat protes menyebar dari Irak selatan ke sejumlah kota dan provinsi lain, termasuk ibu kota negara, di mana pemerintah telah memotong akses Internet dan melarang beberapa platform media sosial dengan harapan mencegah protes dari eskalasi lebih lanjut.