REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahuddin menilai, pertemuan antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Selasa (24/7) malam, masih dalam rangka ta'aruf. Menurutnya pertemuan kedua petinggi parpol itu sekitar power sharing dan logistik pilpres.

"Pertemuan antara Prabowo-SBY nanti malam saya kira masih dalam rangka 'ta'aruf' politik antara Gerindra dengan Demokrat. Belum menjadi 'malam pinangan' Prabowo kepada AHY (Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono)," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (24/7).

Menurutnya, hal itu disebabkan karena bila telah masuk ke dalam tahap meminang, Prabowo masih akan membawa partai lain untuk berkoalisi. Artinya masih ada PKS dan PAN yang akan menjadi pertimbangan untuk koalisi di antara empat partai ini.

Dia mengatakan, materi pembicaraan antara SBY dan Prabowo malam ini masih pada seputar penjajakan koalisi. Menurutnya, Prabowo nanti akan menjelaskan kepada SBY mengenai posisi PKS dan juga PAN saat ini.

"Prabowo tentu perlu menjelaskan kepada SBY mengenai sikap PKS dan PAN bilamana rencana pembentukan koalisi nantinya berujung pd duet Prabowo-AHY," katanya.

Said menilai, bila tidak berujung pada duet Prabowo-AHY, maka materi pembicaraan nanti malam pun kemungkinan akan membahas siapa tokoh yang akan disandingkan Prabowo nanti. Namun, Said menekankan, pertemuan kedua petinggi parpol itu tidak akan lari dari dua isu utama.

"Yakni power sharing dan soal logistik pilpres," ucapnya.

SBY-Prabowo pada Selasa ini akan bertemu untuk membicarakan perihal kondisi perpolitikan dan koalisi antara dua partai tersebut. Keduanya dijadwalkan akan bertemu di kediaman SBY di kawasan Mega Kuningan, nanti malam.

Ikuti Whatsapp Channel Republika