Rabu 25 Jul 2018 11:40 WIB

Demokrat dan Gerindra Singgung Islamfobia

Demokrat dan Gerindra juga menolak ideologi yang mengancam Pancasila dan UUD 1945.

Rep: Ali Mansur/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berjalan bersama dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebelum melakukan pertemuan di Mega Kuningan, Jakarta, Senin (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak hanya membicarakan penjajakan koalisi. Keduanya juga menyinggung persoalan yang sedang dihadapi oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. 

Salah satunya adalah ketakutan terhadap segala sesuatu tentang Islam alias Islamophobia. Gerindra dan Demokrat meminta semua pihak, termasuk pemerintah, untuk tidak mudah memberikan stigma kepada suatu kelompok dengan tuduhan kelompok radikal. 

"Kami berdua, Gerindra dan Demokrat, juga menolak Islamofobia dan sikap terlalu mudah mencap sebuah komunitas sebagai kelompok radikal, ini posisi kami. Sangat jelas," kata SBY saat jumpa pers di Jalan Mega Kuningan Timur, Jakarta, Selasa (24/7).

Meski menentang keras adanya Islamofobia, tetapi Partai Demokrat dan Partai Gerindra juga tidak mendukung adanya aksi-aksi esktremisme, radikalisme, dan kekerasan terjadi di negeri ini dengan dalih dan atas nama apa pun. Justru, kata SBY, kedua partai ini mendampakan terwujudnya kerukunan, persatuan dan kesatuan bangsa. 

"Persatuan bangsa dan kerukunan sosial penting untuk kita jamin dan jaga secara bersama, juga kebhinekaan dan toleransi," katanya.

SBY juga menyampaikan Partai Demokrat dan Partai Gerindra juga bersepakat untuk secara penuh menjadikan amanah Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman. Selain itu, dua partai menolak dan mencegah berkembangnya upaya untuk menghadirkan ideologi, paham, dan pikiran lain yang justru mengancam Pancasila dan UUD 45. 

Hal ini seperti komunisme dan keinginan berdirinya negara agama. Sebab, ia mengatakan, upaya itu bertentangan dengan pancasila dan konstitusi. 

"Kami sepakat untuk secara penuh menedomani amanah Pancasila dan UUD 1945, jangan diragukan itu," kata SBY.

Pertemuan di rumah kediaman SBY di di Jalan Mega Kuningan Timur itu juga dihadiri petinggi DPP Partai Demokrat seperti Sekjen Hinca Panjaitan dan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).  Sementara Prabowo didampingi oleh Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Ferry Juliantono, Sugiono, Eddy Prabowo, Rahmawati Soekarnoputri. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement