REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Makanan tutut atau keong sawah menjadi perhatian warga akhir-akhir ini. Sebab, tutut diduga menyebabkan keracunan makanan puluhan warga di dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi yakni Kadudampit dan Cisaat.
Bahkan keracunan makanan tutut juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Bandung Barat. Para korban keracunan tersebut sebagian besar memang sejak dulu menyukai makanan tutut dan tidak terpengaruh dengan harga murah.
‘’Warga makan tutut memang karena suka,’’ ujar salah seorang warga yang juga korban keracunan yang berasal dari Kampung Cipokel, Desa Sukamanis, Kecamatan Kadudampit, Herdi Supriadi (31 tahun) kepada wartawan, Kamis (26/7). Herdi kini mendapatkan perawatan di RS Setukpa Polri Jalan Bhayangkara Kota Sukabumi.
Menurut Herdi, ia membeli tutut bukan karena harganya murah melainkan karena sudah lama suka mengonsumsinya. Bahkan tutut seringkali dimakan karena memang mudah ditemukan warga.
Pada Ahad (22/7), Herdi dan warga lain membeli tutut dari pedagang yang berjualan ke kampung-kampung. ‘’Makan tutut sebanyak dua bungkus,’’ cetus dia.
Rasa tututnya, menurut Herdi, memang sedikit berbeda dengan sebelumnya karena sediki berbau. Namun ia tetap menghabiskan makanan tersebut. Pada Selasa (24/7) ia mengalami gejala keracunan seperti yang dialami puluhan warga lainnya yakni mual, muntah, dan diare. Kini kondisi Herdi mulai membaik setelah dirawat di rumah sakit.
Warga Kampung Kebon Kawung Desa Citamiang, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi O Syamsudin (57) mengatakan, warga makan tutut karena sudah lama menyukai makanan tersebut. ‘’Makan tutut karena memang dari dulu sudah suka,’’ imbuh dia.
Menurut Syamsudin, makanan tutut dinilai baik bagi kesehatan ditambah mudah didapatkan. Bahkan ia sering mencari tutut atau keong sawah sendiri di areal persawahan di dekat rumahnya.
Tutut kemudian dimasak dan dimakan secara bersama-sama dengan keluarga. Ahad lalu ia membeli tutut ke pedagang keliling dan akhirnya mengalami gejala keracunan.
‘’Kejadian ini baru pertama kali terjadi,’’ cetus Syamsudin. Ke depan warga akan lebih berhati-hati ketika membeli makanan tutut tersebut.
Camat Kadudampit Kabupaten Sukabumi Jenal Abidin mengatakan, warga yang menyukai makanan tutut di kampungnya tidak memandang status sosial. ‘’Masyarakat yang menyukai mulai kalangan kelas bawah, menengah, hingga kaya,’’ katanya.
Jenal menuturkan, alasannya tutut mempunyai rasa yang enak dan mengandung protein yang tinggi. Namun untuk mengonsumsinya tutut harus diolah dengan bersih dan sehat dengan memperhatikan cara memasak yang benar.