REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menargetkan tingkat inflasi pada 2020 sampai 2021 sebesar tiga persen plus minus satu persen. BI meyakini, ke depannya inflasi akan semakin rendah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, bank sentral bersama pemerintah pusat dan daerah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah melakukan berbagai program inovatif demi mengendalikan inflasi, baik di pusat maupun daerah. Hasilnya, tingkat inflasi terus menurun.
Bahkan per Juni 2018, hanya sebesar 3,1 persen year on year (yoy). "Karenanya, angka itu tetap terkendali dalam rentang sasaran tahun ini sebesar 3,5 persen plus minus satu persen," ujar Perry kepada wartawan di Jakarta, Kamis, (26/7).
Ia menuturkan, realisasi inflasi pada periode Idul Fitri 2018, hanya sebesar 0,59 persen month to month (mtm). Angka itu terendah selama tiga tahun terakhir dari 2015 sampai 2017.
Tren inflasi, kata dia, memang akan terus menurun. "Kalau dilihat pada 2017, inflasi cukup rendah di 3,6 persen dan target atau sasarannya sebesar empat persen plus minus satu persen. Lalu sekarang dan tahun depan target kita 3,5 persen plus minus satu persen," tutur Perry.
"Keberhasilan pengendalian inflasi ini didukung oleh inflasi di seluruh kawasan realisasi inflasi harga pangan atau volatile food semakin menurun pada 2017. Pada tahun lalu pun angka volatile food dinilai terendah dalam 13 tahun terakhir," kata Perry.
Lebih lanjut, kata dia, pengendalian inflasi sangat penting. Hal itu karena bakal menentukan capaian inflasi di akhir tahun ini dan tahun-tahun depan.