REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Kepolisian Kanada hingga kini belum menemukan hubungan penembakan yang terjadi beberapa waktu lalu dengan gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Ini menyusul klaim ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan penembakan tersebut.
"Hingga saat ini kami belum menemukan hubungan atas klaim tersebut," kata Kepala Kepolisian Toronto Mark Saunders.
Dia mengatakan, kepolisian hingga kini terus melakukan penyelidikan lebih dalam terkait insiden itu. Dia melanjutkan, aparat akan menginterogasi semua orang yang mengenal pelaku, menelusuri aktivitasnya di dunia maya dan memeriksa rekam jejak kesehatan mental pelaku.
Pelaku yang diidentifikasi beranama Faisal Hussain diketahui memiliki anggota keluarga yang bekerja di sebuah toko kebutuhan sehari-hari. Meski demikian, Pria 29 tahun itu lebih banyak menghabiskan waktu di rumah lantaran harus berjuang melawan penyakit mental.
Baca juga, Tersangka Penembakan Toronto Miliki Masalah Mental
Aparat hingga saat ini juga belum mengetahui dari mana pelaku mendapatkan senjata api tersebut. Namun, sebuah perusahaan media di Kanada mewartakan jika Hussein mendapatkan senjata api tersebut dari kakaknya, Fahad Hussain yang diketahui tengah berada di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, dua orang tewas dan 13 warga lainnya mengalami cedera akibat peristiwa penembakan yang terjadi di Toronto. Insiden tersebut terjadi di persimpangan Danforth and Logan pada Ahad (22/7) malam waktu setempat.
Saat itu, Hussein melepaskan tembakan hingga mengenai gadis berusia 10 dan 18 tahun bernama Julianna Kozis serta Reese Fallon. Otoritas Kanada mengatakan, Hussein selanjutnya ditemukan tergeletak tak bernyawa tak lama usai serangan tersebut.