Senin 30 Jul 2018 12:02 WIB

Sawah di Kabupaten Bogor Terancam tak Bisa Ditanami

Ribuan hektare sawah dilanda kekeringan, sebagian tak bisa ditanami kembali.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nur Aini
kekeringan - ilustrasi
kekeringan - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kabupaten Bogor mulai merasakan dampak musim kemarau tahun ini. Di wilayah timur Kabupaten Bogor, kekeringan mengancam ribuan hektare lahan pertanian.

"Luas lahan pertanian di Kecamatan Cariu dan Tanjungsari sekitar 5.000 hektare. Sekitar 20 persennya tidak bisa ditanami kembali karena sumber airnya tidak cukup," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertanian Cariu Tatang Mulyadi, Senin (30/7).

Sebagian besar petani pun mulai beralih menanam tanaman selain padi. Tatang memperkirakan sekitar 60 persen dari lahan kering masih bisa ditanami palawija, sisanya dimanfaatkan untuk sayuran seperti kol dan cabai.

Lahan pertanian tersebut masih mendapat suplai air, namun dalam jumlah terbatas. Meski demikian, kondisi tahun ini dinilai masih lebih baik dibandingkan masa kemarau tahun lalu.

"Kondisinya sekarang panen raya, tapi kalau selesai panen bisa saja para petani langsung beralih menanam tanaman lain," ujarnya.

Musim kemarau tahun lalu, kata dia, hanya 62 hektare dari total 2610 hektare sawah di Cariu yang bisa ditanami. Sedangkan untuk Tanjungsari, hanya 500 dari 2.576 hektare yang bisa ditanami kembali. Proses produksi pun terganggu akibat serangan hama.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Bogor Budi Suhardi menyebut musim kemarau hanya terjadi di sebagian kecil wilayah Kabupaten Bogor. "Wilayah yang belum (kemarau) di wilayah Bogor tengah dan utara," katanya.

Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Bogor pun mulai mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi dampak terburuk kekeringan akibat kemarau berkepanjangan yang pernah terjadi pada 2015. Pada tahun ini, tercatat kekeringan menyebabkan sekitar 500 hektare sawah mengalami gagal panen.

"Kita siapkan alat pompa air bagi petani. Terutama sawah tadah hujan seperti Jonggol dan Cariu. Yang ada di timur itu kebanyakan tadah hujan," ujar Kadis Tanaman Pangan Perkebunan dan Holtikultura Siti Nuriyanti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement