Senin 30 Jul 2018 13:41 WIB

Jokowi Minta Masyarakat Siap Hadapi Bencana

Presiden mengatakan masyarakat harus sadar jika Indonesia berada di ring of fire

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengunjungi lokasi dan posko Tagana Gempa Bumi 6,4 SR di Desa Madiyan dan Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Senin (30/7).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi mengunjungi lokasi dan posko Tagana Gempa Bumi 6,4 SR di Desa Madiyan dan Desa Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, Senin (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar selalu siap menghadapi bencana gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia. Letak Indonesia yang berada di jalur ring of fire membuat Indonesia sering kali dilanda gempa bumi.

"Kita harus sadar negara kita ini berada di ring of fire masyarakat harus siap menghadapi setiap bencana yang ada baik gempa, banjir, dan lain-lain," ujar Jokowi usai meninjau lokasi gempa di Kecamatan Lombok Timur, NTB, Senin (30/7).

Sementara itu, jalur pendakian Gunung Rinjani juga ditutup. Sebab, terjadi longsor di atas pegunungan akibat gempa bumi. Jokowi mengatakan, saat ini jalur pendakian Gunung Rinjani pun masih dalam penanganan oleh Basarnas, BNPB, dan juga TNI.

"Yang di Rinjani sudah diproses kemarin oleh Basarnas, BNPB, TNI semua bekerja sama dan semoga nanti bisa selesai semuanya," katanya.

Jokowi melakukan peninjauan penanganan bencana di beberapa desa. Usai mengunjungi Desa Madayin, Jokowi kemudian meninjau posko bencana di halaman SD Negeri 1, Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia. Menurut informasi yang bersumber dari Kepala Desa Obel-Obel, sebanyak 4 orang meninggal dunia karena gempa yang terjadi di wilayah itu.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat menerima laporan sementara sebanyak 16 orang meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter (SR) di Pulau Lombok, pada Ahad kemarin. Jumlah tersebut berdasarkan laporan yang masuk hingga pukul 20.00 Wita.

Kepala BPBD NTB H Mohammad Rum, ketika dihubungi di Mataram pada Ahad (29/7) mengatakan, korban meninggal dunia di Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, sebanyak sembilan orang, yakni Papuk Bambang (60 tahun), Zahra (3), Adiatul Aini (27), Herniati 35), Firdaus (7), Mapatul Akherah (7), Baiq Nila Wati (19), Herli (9), dan Fatmirani (27). Sedangkan di Kecamatan Sembalun, atas nama Inak Marah (80).

Sementara, korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak empat orang, yakni Juniarto (8), Rusdin (34), Sandi (20), dan Nutranep (13). Ada juga dua orang wisatawan meninggal dunia, yakni Siti Nur Ismawida (30), warga Malaysia yang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan tembok rumah warga Sembalun tempatnya menginap. Selain itu, Muhammad Ainul Muksin, asal Makassar, Sulawesi Selatan, yang tewas tertimpa material longsor di jalur pendakian Gunung Rinjani.

Jenazah pendaki tersebut masih belum bisa dievakuasi dari atas gunung karena jalur pendakian tertutup material longsor. Selain korban meninggal dunia, BPBD NTB juga menerima laporan sementara jumlah korban luka berat dan ringan di Kecamatan Sambelia.

Korban yang dirawat di lapangan Obel-Obel sebanyak 51 orang, Puskesmas Belanting 62 orang, dan Puskesmas Sambelia sembilan orang. Sedangkan di Kecamatan Sembalun, sebanyak 29 orang. Di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak lima orang mengalami luka berat, dan 41 korban luka ringan.

Untuk jumlah rumah yang rusak di Kabupaten Lombok Timur mencapai lebih dari 1.000 unit, baik rusak berat, sedang dan ringan. Sedangkan di Kabupaten Lombok Utara, sebanyak 41 rumah rusak berat, 74 rusak sedang, dan 148 rusak ringan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement