Selasa 31 Jul 2018 17:28 WIB

96 Persen Pembiayaan BCA Syariah Masuk Sektor Produktif

Semester depan, BCA Syariah akan mulai masuk ke pembiayaan insfrastruktur.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Penambahan Jaringan Kantor Baru. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BCA Syariah, Jakarta, Selasa (13/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Penambahan Jaringan Kantor Baru. Petugas melayani transaksi nasabah di kantor layanan BCA Syariah, Jakarta, Selasa (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BCA Syariah menyalurkan pembiayaan sektor produktif mencapai 96,58 persen pada semester I 2018. Porsi tersebut mengalami kenaikan dibandingkan semester I 2017 yang mencapai 95,19 persen.

Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih menyebutkan total pembiayaan yang disalurkan BCA Syariah hingga semester I 2018 mencapai Rp 4,71 triliun. Ini tumbuh 21,3 persen (yoy) dibandingkan posisi Juni 2017 yang sebesar Rp 3,88 triliun.

Dari total pembiayaan tersebut, porsi pembiayaan komersial sebesar 77,69 persen atau mencapai Rp 3,66 triliun. Porsi pembiayaan UMKM sebesar 18,9 persen atau sebesar Rp 891 miliar. Sisanya 3,42 persen atau sebesar Rp 161 miliar disalurkan ke sektor konsumer.

"Kalau dilihat 96-97 persen penyaluran pembiayaan BCA Syariah larinya ke sektor produktif. Konsumtif hanya 3-4 persen, 77 persen ke komersial, sisanya UMKM," kata John Kosasih dalam acara Paparan Kinerja Semester I 2018 di Kantor Pusat BCA Syariah, Jakarta, Selasa (31/7).

John mengakui porsi pembiayaan sektor UMKM sedikit mengalami penurunan dari sebelumnya 23,10 persen menjadi 18,90 persen. Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan komersial lebih kencang. Ke depan, BCA Syariah berusaha supaya pembiayaan UMKM tumbuh lebih besar dari komersial.

Laba BCA Syariah Tumbuh 25 Persen pada Semester I 2018

Pada semester kedua nanti, BCA Syariah akan mulai masuk ke pembiayaan insfrastruktur, khususnya jalan tol. BCA Syariah telah menggandeng Waskita Beton Precast untuk menyalurkan pembiayaan infrastruktur.

Dari sisi produk, BCA Syariah tahun ini dan tahun depan akan mendorong pembiayaan multi jasa, pembiayaan rekening koran, dan Musyarakah Mutanaqisah (MMQ) yang sebelumnya belum ada.

"Itu produk yang akan kami tawarkan kepada masyarakat. Saat ini pembiayaan hanya murabahah, IMBT, ijarah dan mudharabah musyarakah," ujarnya.

Kualitas pembiayaan yang tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) berada pada level rendah yakni NPF Gross 0,73 persen dan NPF Nett 0,31 persen.

BCA Syariah menargetkan pertumbuhan pembiayaan dan DPK di kisaran 15-20 persen hingga akhir tahun 2018. Pertumbuhan aset ditargetkan sebesar 10-15 persen, sedangkan pertumbuhan laba ditargetkan sebesar 20 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement