REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Rum memberikan jaminan bahwa setiap pengungsi akibat dampak gempa akan mendapatkan konsumsi yang tercukupi setiap hari.
Ia menyampaikan, dalam beberapa hari terakhir cukup banyak bantuan yang datang. Dia meminta agar seluruh bantuan bisa dikoordinasikan dengan tim penanganan darurat bencana gempa agar proses pendistribusian bisa merata. Rum menyebutkan, seluruh bantuan yang datang akan dikumpulkan di Desa Sugian, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur.
"Ketersediaan logistik dapat dipastikan ketersediaannya, minimal untuk memenuhi kebutuhan pengungsi tiga hari ke depan, dan tidak ada istilah pengungsi tidak makan. BNPB melalui dana siap pakai, siap mem-back up," ujar Rum di Lombok Timur, NTB, Selasa (31/7) malam.
Baca: Pentingnya Trauma Healing Bagi Anak-Anak Korban Gempa
Rum melanjutkan, agar pengelolaan bantuan tidak menimbulkan masalah dalam pendistribusiannya, maka perlu adanya manajeman pengelolaan yang baik. Dia menyampaikan, personel TNI siap untuk mengawal proses distribusi bantuan agar bisa merata.
Selain itu, keluhan yang banyak diutarakan para pengungsi ialah minimnya bantuan selimut. "Oleh karena itu, stok selimut BNPB yang masih tersimpan di Mataram segera didrop ke tempat penampungan bantuan di Desa Sugian," kata Rum menambahkan.
Tim Tanggap Darurat (TTD) Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, gempa di Lombok tidak menyebabkan peningkatan aktivitas Gunung Rinjani atau tetap normal.
Kementerian ESDM juga memastikan, pasokan listrik dan bahan bakar minyak (BBM) tidak mengalami gangguan. Di samping itu, kebutuhan air bersih para pengungsi saat ini disuplai melalui tangki air.
"Dari hasil pemantaun di Pos PGA di Sembalun, belum ada peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Rinjani akibat gempa Lombok. Namun terjadi kerusakan di bangunan Pos Pengamatan Gunung Api Rinjani," kata Kepala PVMBG Kasbani berdasarkan keterangan yang dihimpun Antara dari Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (31/7).
Pascaterjadinya gempa utama 6,4 SR pada hari Ahad 29 Juli 2018, sampai saat ini telah diikuti sedikitnya 303 gempa susulan dengan magnitude yang semakin mengecil. Jumlah korban jiwa 17 meninggal, demikian dilaporkan data dari Kepala PVMBG.