REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Pemerintah Kabupaten Ciamis mengkhawatirkan ratusan hektare sawah berpotensi terdampak mengalami kekeringan. Hal tersebut disebabkan masuknya musim kemarau.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis Kustini memperkirakan saat ini sekitar 100 hektare sawah di Lakbok dan Purwadadi terancam kekeringan. Sebagian kekeringan di Ciamis melanda sawah tadah hujan.
"Berdasarkan pantauan kami, sebagian petani sudah ada yang panen. Sementara yang belum panen padi kekurangan air, jadi perlu ada penanganan supaya padi sampai cukup umur dan siap dipanen," katanya pada wartawan, Rabu (1/8).
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pertanian mengirim bantuan berupa mesin pompa sebanyak 30 unit. Pompa itu disebar lewat kelompok tani supaya bisa membantu mengairi sawah yang terancam kekeringan.
"Kami juga menyediakan mesin pompa air mobile, supaya mudah dibawa kemana-mana ke lahan yang membutuhkan air," ujarnya.
Tetapi, ia mengkonfirmasi hingga sekarang belum memperoleh laporan adanya tanaman padi yang mati atau puso. Ia mengimbau petani segera melapor bila areal sawahnya kering. Sehingga nantinya bisa diberi bantuan air bersih. "Status sawah itu masih terancam, belum ada laporan puso," ucapnya.