Sabtu 04 Aug 2018 17:42 WIB

Sekjen PBNU: Gus Dur Ulama Langka

Dakwah Gus Dur diterima kalangan non-Muslim.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ani Nursalikah
Pameran foto tentang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Pameran foto tentang Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faisal menyebut almarhum Abdurrahman Wahid sebagai sosok ulama yang langka. Dakwah presiden keempat Indonesia itu tak hanya disukai umat Muslim, melainkan juga kaum non-Muslim.

Menurut dia, dakwah sosok yang biasa disapa Gus Dur itu membawa napas Islam yang berperikemanusiaan. Ajaran yang meneduhkan sehingga diterima masyarakat luas.

"Di satu sisi menyiarkan Islam dengan sangat baik, di sisi lain dakwahnya diterima masyarakat non-Islam. Biasanya kan orang berdakwah cenderung eksklusif," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (4/8).

Hemy meyakini, hari ini merupakan hari kelahiran Gus Dur. Meski ada beberapa pandangan yang menyebut tanggal kelahiran Gus Dur jatuh pada 7 September. Gus Dur memang telah berpulang sejak delapan tahun silam, tapi masih banyak pemikiran Gus Dur sebagai ulama sekaligus pemimpin yang bisa diterapkan dalam konteks kehidupan Indonesia hari ini.

Meski tumbuh besar di lingkungan santri, Helmy menyebut cucu KH Hasyim Asy'ari itu sebagai seorang yang humanis. Menurut dia, Gus Dur memiliki kepribadian yang melindungi umat dan warganya.

"Beliau selalu berusaha menyenangkan warganya. Jadi kalau ada yang datang minta nasihat, selalu diberikan," kata Helmy.

Secara pribadi, Helmy mengenal sosok Gus Dur sejak masih duduk di bangku kuliah. Semakin lama, dirinya pun ikut bergabung dalam PBNU, sehingga kedekatannya dengan Gus Dur semakin terjalin.

Namun, ada satu pengalamannya dengan Gus Dur yang sulit ia lupakan. Pada 1994, Helmy masih berstatus sebagai mahasiswa Universitas Darul Islam Jombang, Jawa Timur. Ia berencana mengundang Gus Dur, yang saat itu menjabat Ketua Umum PBNU, dalam sebuah seminar di kampusnya.

"Acara itu harusnya mulai pukul 10.00. Dia nggak bisa harusnya. Tapi karena saya terus telepon, akhirnya dia datang dengan pesawat sore ke Surabaya dan melanjutkan perjalanan darat ke Jombang," kenangnya.

Menjelang magrib, Gus Dur tiba dan membuka seminar. Anehnya, seluruh peserta seminar masih bertahan hanya untuk menunggu kehadiran sosok Gus Dur.

Saat itu, Helmy mengenang, Gus Dur merupakan salah satu tokoh yang membawa inspirasi besar bagi mahasiswa. Di sela kegiatannya, dia selalu ingin dekat dengan mahasiswa.

"Beliau adalah pemimpin yang dekat dengan masyarakat," kata Helmy.

Baca juga: Gus Dur, Nasionalis Sejati, Hingga Misteri Tanggal Lahir

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement