REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengimbau agar masjid tidak dijadikan ajang adu politik bahkan membuat pro kontra umat. Kalla menilai, masjid merupakan rumah Allah yang di dalamnya penuh dengan kerahmatan. Ia menilai, tidak baik masjid digunakan untuk mengadu domba umat.
"Masjid harus bisa menjadi pengayom. Jangan bicara politik di masjid. Pro kontra di masjid jangan. Boleh bicarakan pemerintah, tapi jangan sampai pro kontra," ujar Kalla saat bertemu dengan Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jambi, Sabtu (5/8).
Kalla menilai sebagai sesama umat muslim baiknya tidak saling berpihak jika ada di masjid. Ia mengatakan, semua umat muslim sama derajatnya di hadapan Allah. "Kita ini semua muslim, nggak boleh berpihak. Di luar boleh. Tapi ini masjid. Jangan bahas pro kontra di masjid," kata Kalla.
Kalla menjelaskan, zaman rasulallah, masjid memang dijadikan pusat kegiatan baik ekonomi, sosial, maupun pemerintahan. Tetapi, Kalla menilai, saat zaman Rasul, Rasulallah tidak pernah memberikan contoh perdebatan politik di dalam masjid.
"Dulu zaman rasulallah semua kegiatan bermula dari masjid. Masjid bukan cuman menjelaskan keimanan, tapi memajukan ekonomi, pendidikan. Masjid harus punya program yang baik-baik," ujar Kalla.
Kalla mengimbau, kegiatan di masjid harus lebih mempunyai program yang membangun ekonomi umat. Ia menilai, sistem ekonomi umat yang ada di masjid selain lebih menimbulkan rahmat, tidak ada unsur curiga dan semua ikhlas dalam berkegiatan di masjid.
Selain itu, kata Kalla, masjid juga bisa menjadi pusat pendidikan. Dengan adanya PAUD dan TPA, masjid bisa mendidik anak anak sedari dini untuk mempertebal iman.
"Masjid yang baik juga yang lancar dan ramai ibadahnya. Pengajian, TPA-nya, PAUD-nya. Sehingga masjid ini ada kegiatan dari pagi sampai pagi lagi. Kalau banyak kegiatan di masjid, masjidnya jadi makmur," kata Kalla.