REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Sebanyak 2.000 wisatawan asing yang berada di kawasan wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, dievakuasi untuk keluar dari pulau itu. Evakuasi dilakukan pascagempa bumi berkekuatan 7 pada Skala Richter (SR) yang mengguncang daerah itu pada Ahad (5/8) malam.
"Saat ini tim dari TNI, kepolisian, SAR, bersama pemerintah daerah dibantu masyarakat sedang melakukan evakuasi 2.000 turis asing agar bisa keluar dari Gili Trawangan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto saat memimpin penanganan operasi tanggap gempa Lombok di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (6/8).
Turut mendampingi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto adalah Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei serta Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan.
Menurut Wiranto, evakuasi itu dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan agar mereka bisa tertangani dengan baik, meski dalam kondisi keadaan bencana, seperti gempa bumi yang melanda Pulau Lombok pada Minggu malam. "Kita ingin mereka tidak trauma, karena itu pemerintah mempercepat evakuasi mereka. Kita harap hal ini bisa tertangani dengan baik," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Wiranto, pemerintah juga akan memfasilitasi dan membantu seluruh proses pemulangan para wisatawan tersebut agar bisa kembali ke negaranya dengan selamat.
Sebelumnya, Pulau Lombok dan sekitarnya diguncang gempa bumi 7 pada Skala Richter pada Minggu pukul 19.46 Wita. Bahkan, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami pascagempa bumi yang mengguncang NTB tersebut.