REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PP GP) Ansor, Yaqut Choli Qoumas mengatakan rapat koordinasi nasional (Rakornas) GP Ansor pada pekan lalu menghasilkan beberapa catatan terkait situasi dan dinamika terkini di tahun politik. Salah satunya, terkait kontestasi pemilihan presiden (pilpres) 2019.
Yaqut mengungkapkan, Rakornas GP Ansor menyoroti secara khusus dinamika politik jelang pelaksanaan pilpres 2019. Yaqut mengatakan, mayoritas peserta rakornas berpendapat, kontestasi pilres saat ini hanya memerlihatkan kegaduhan ketimbang melahirkan narasi besar bagaimana mengatasi persoalan bangsa yang multidimensi yang terjadi belakangan ini.
"Pilpres ini kegaduhannya luar biasa. Ada yang ribut mengusung #GantiPresiden2019, di lain pihak ramai juga #Jokowi2Periode. Tidak substantif. Tidak ada narasi besar yang dibangun dari para calon presiden, calon pemimpin nasional untuk 2019. Saya melihatnya miris," tegas pria yang akrab disapa Gus Yaqut, Senin (6/8).
Gus Yaqut melanjutkan, rakornas menilai sosok capres mendatang harus memiliki karakter yang kuat dalam mengatasi persoalan bangsa yang multidimensi. "Persoalan bangsa saat ini sangat besar. Kita dihadapkan pada kasus korupsi yang masif, radikalisme dan terorisme, ancaman terhadap kebhinekaan, ekonomi, kemiskinan, tenaga kerja dan lain-lain. Sebab itu, calon presiden/calon wakil presiden atau pemimpin nasional bangsa ini mendatang harus mampu menjawab semua tantangan tersebut," katanya.
Selain itu, masih kata Gus Yaqut, calon presiden mendatang sudah semestinya pemimpin yang mampu melahirkan gagasan besar, terutama terkait nasionalisme, bagaimana merekatkan etnisitas dan agama. Termasuk di dalamnya soal ekonomi dan penegakan hukum. Gus Yaqut mengatakan, GP Ansor menilai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sampai sekarang masih belum mendekati cita-cita para founding fathers, terutama dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
"Pemimpin nasional harus dapat memetakan masalah berikut solusinya atau mengeksekusi kebijakan tanpa keraguan demi kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara," tegasnya.