Selasa 07 Aug 2018 11:23 WIB

Konsumsi Harian BBM di Lombok Stabil Pascagempa

Kondisi pascagempa tidak mengalami penurunan atau kenaikan konsumsi BBM.

Sejumlah korban gempa bumi berada di tenda pengungsian SDN 1 Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Selong, NTB, Senin (30/7). Pengungsi korban gempa bumi Lombok yang berada di posko pengungsian kecamatan Sembalun dan Sambelia mengatakan membutuhkan makanan siap saji, obat-obatan dan selimut.
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Sejumlah korban gempa bumi berada di tenda pengungsian SDN 1 Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Selong, NTB, Senin (30/7). Pengungsi korban gempa bumi Lombok yang berada di posko pengungsian kecamatan Sembalun dan Sambelia mengatakan membutuhkan makanan siap saji, obat-obatan dan selimut.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Konsumsi harian Bahan Bakan Minyak (BBM) di Lombok dan beberapa wilayah Nusa Tenggara hingga kini masih stabil pascagempa yang menimpah kawasan setempat beberapa waktu lalu. Unit Manager Comm CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Rifky Rakhman Yusuf di Surabaya, Selasa (7/8), mengatakan kondisi pascagempa tidak mengalami penurunan atau kenaikan konsumsi.

Berdasarkan data Pertamina MOR V yang mempunyai wilayah kerja Jatim, Bali dan Nusa Tenggara, untuk konsumsi harian BBM di wilayah Bali dan Nusa Tenggara masing-masing Dexlite rata-rata sebesar 2,7 Kilo Liter (KL), Pertalite 203,3 KL, Pertamax 138,8 KL, Pertamina Dex 0,5 KL, Premium 932,0 KL, dan Solar 503,7 KL. Sementara itu, sarana dan prasarana Pertamina untuk menyuplai BBM harian di wilayah setempat juga masih aman, seperti Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Ampenan, TBBM Badas, dan TBBM Bima wilayah Lombok Nusa Tenggara Barat.

Selain itu keberadaan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di Denpasar untuk sementara masih dinyatakan aman pascagempa berkekuatan 7 Skala Richter (SR) pada Ahad (5/8). "Keadaan di sekitar TBBM juga aman dan stok bahan bakar dalam keadaan aman. Hal ini sangat penting untuk memastikan penyaluran bahan bakar harian berjalan lancar," katanya.

Pertamina, kata dia, kini juga telah menyiagakan langkah antisipasif kemungkinan pola ditribusi BBM dengan metode alternatif dan emergency. Pertamina menurutnya tetap dalam posisi waspada dengan memantau perkembangan gempa dan peringatan Tsunami dari BMKG.

Selain itu, Pertamina juga telah menyiagakan satgas bencana dan Posko Bantuan di Bali dan Lombok, serta terus memantau sejumlah sarana dan fasilitas BBM dan elpiji di wilayah tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement