REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok terus bertambah. Hingga pukul 15.00 WITA, 225 meninggal yang bisa terdata dan terverifikasi.
"Kami berharap sampai malam nanti tuntas jumlah data wafat," ujarnya saat meninjau posko utama penanganan darurat bencana gempa di Halaman Kantor Bupati Lombok Utara, Tanjung, Lombok Utara, Rabu (8/8).
Tim ITB Pasang Seismometer pantau gempa susulan di Lombok. Dok: Tim Keahlian Geofisika ITB.
TGB melanjutkan, warga yang mengungsi akibat gempa saat ini mencapai sekira 20 ribu lebih, di mana banyak yang berada di area yang sulit dijangkau. Kerusakan dan medan sulit terparah berada di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Gangga, Kayangan, dan Bayang.
"(Data) khususnya tiga kecamatan itu yang belum utuh karena itu jauh dari pusat kota dan paling dekat dengan pusat gempa. Tingkat kerusakan lebih tinggi dan tingkat kesulitan dijangkau juga lebih tinggi," kata dia.
TGB juga menyebutkan, kerusakan yang terjadi di Lombok Utara tergolong parah, dengan skala 80 persen hingga 90 persen bangunan rusak di tiap-tiap kecamatan.
Kondisi pengungsi dan kerusakan yang ada di sejumlah dusun di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (8/8).