REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mantan menteri luar negeri Inggris Boris Johnson tidak akan meminta maaf atas pernyataannya terkait burqa. Sebelumnya, ia dikritik oleh ketua Partai Konservatif dan diminta meminta maaf.
Boris menyebut perempuan Muslim yang mengenakan burqa terlihat seperti kotak surat. Ia juga membandingkan mereka dengan perampok bank.
Atas celotehannya ini, Perdana Menteri Inggris Theresa May ikut meminta Boris meminta maaf. Ia mengatakan pernyataan tersebut jelas-jelas menyinggung.
Sumber: Youtube/The Telegraph
Namun, sumber terdekat Boris mengatakan ia tidak ingin meminta maaf. Menurutnya, serangan atas pendapatnya adalah hal yang konyol.
"Kita tidak boleh masuk pada perangkat untuk menyudahi debat isu sulit ini. Kita harus menyuarakan ini, jika kita gagal bersuara untuk nilai liberal maka kita kalah pada para ekstremis dan sumbu pendek," kata sumber dikutip BBC, Rabu (8/8).
Pernyataan Boris di artikel Daily Telegraph telah menimbulkan kritik pedas dari kelompok-kelompok Muslim, anggota parlemen Tory dan partai oposisi. Dalam artikel itu Boris mengatakan burqa tidak seharusnya dilarang, tapi konyol jika ada yang memakainya.
Pendiri Forum Muslim Konservatif menyebut pernyataan itu dapat merusak hubungan antarkomunitas. Ketua Partai Konservatif, Brandon Lewis pun sepakat dengan Menteri Luar Negeri Alistair Burt bahwa komentar mantan wali kota London itu menyinggung.
I agree with @AlistairBurtUK. I have asked @BorisJohnson to apologise. https://t.co/RFExXO4LOR
— Brandon Lewis (@BrandonLewis) August 7, 2018