Kamis 09 Aug 2018 04:47 WIB

Zulhas Tolak Tanggapi Tudingan Andi Arief ke Sandi

Menurut Zulhas yang terpenting saat ini adalah soal membangun koalisi partai.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Gita Amanda
Zulkifli Hasan
Foto: MGROL75
Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menolak untuk menanggapi tudingan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kepada politikus Partai Gerindra Sandiaga Salahuddin Uno. Menurutnya, pernyataan itu memang tak perlu ditanggapi.

“Itu apa perlu dibahas sesuatu yang nggak ada. Nggak usah dibahaslah,” kata politikus yang akrab dipanggil Zulhas itu di Kertanegara, Rabu (8/8) malam.

Malah, menurutnya, tudingan yang ditujukan kepada politikus yang juga Wakil Gubernur DKI itu adalah pernyataan bohong atau hoaks. Dia lebih memilih untuk menanggapi hal lainnya ketimbang tudingan itu. “Iya hoaks. Mending ngomong capres sajalah,” kata Zulhas.

Dia mengatakan, saat ini yang terpenting adalah pembahasan mengenai pembangunan koalisi-koalisi partai. Sebab saat ini mencapai detik-detik akhir pendaftaran capres-cawapres.

Banyak perkembangan yang dia sendiri nilai sangat menarik dan dinamis. Sebab, menurutnya, belum ada satu partai yang mendeklarasikan capres dan cawapresnya.

“Karena itulah menarik, ikuti saja perkembangan. Hari hari ini kelihatannya akan panjang. Bukan 24 jam nih, mungkin 48 jam nih,” ungkapnya.

Sebelumnya Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief mengeluarkan beberapa pernyataan mengejutkan melalui akun media sosial Twitter miliknya. Pernyataan itu dilontarkan dengan menyebut Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai ''Jenderal kardus".

"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jendral kardus,” tulis Andi Arief melalui akun Twitternya @AndiArief__.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement