Kamis 09 Aug 2018 12:05 WIB

Proyek Tol Batang Sudah 90 Persen

Masih ada sejumlah lahan yang belum dibebaskan.

Sejumlah pekerja mengoperasikan alat berat saat pembangunan Tol Semarang-Batang di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/7).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sejumlah pekerja mengoperasikan alat berat saat pembangunan Tol Semarang-Batang di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Pengerjaan ruas jalan tol Batang-Pemalang di Kabupaten Batang dan Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sudah mencapai 90 persen. Diperkirakan, jalan bebas hambatan ini sudah bisa dilalui oleh kendaraan pada perayaan Natal 2018 dan tahun Baru 2019.

Kepala Hubungan Masyarakat PT Waskita Karya Pemalang Batang Tol Road (PBTR) Paket 4 Misbachul Huda mengatakan saat ini pengerjaan ruas tol Batang-Pemalang ini hanya menyisakan penyelesaian akhir (finishing). "Seharusnya, sesuai kontrak kerja pengerjaan proyek jalan tol sudah selesai pada Juni 2018 tetapi diundur hingga akhir Agustus 2018. Kami sedang menghadapi sejumlah masalah yang cukup kompleks sehingga pengerjaan jalan tol tidak sesuai target," katanya pada Kamis (9/8).

Sejumlah masalah yang kini masih dihadapi PBTR, kata dia, antara lain masih tersisanya beberapa lahan yang belum terbebaskan dan pengerjaan akses tol atau exit tol di Kota Pekalongan. Dengan adanya perubahan desain di simpang susun Desa Cepagan Kabupaten Batang, PT Waskita juga harus melakukan penambahan luasan lahan yang saat ini sudah pada proses pembebasan lahan dan dilakukan pengukuran oleh tim appraisal.

Adapun untuk pengerjaan akses tol Kota Pekalongan yang berada di depan Pasar Setono, kata dia, saat ini pada tahap pengerjaan pelebaran jalan simpang. Dikatakan Misbachul, kondisi akses keluar tol ini tidak seperti halnya di Kabupaten Pemalang ataupun Batang. 

"Akses tol di Pekalongan relatif cukup sempit sehingga harus diperlebar terlebih dulu. Untuk memperlebar jalan simpang akses tol Pekalongan ini, kami juga harus membongkar sejumlah fasilitas milik pemerintah dan swasta seperti papan reklame, penerangan jalan umum (PJU), sampai sejumlah kabel yang melintang di bagian atas maupun bawah," katanya.

Ia mengatakan, akses jalan Kota Pekalongan tidak masuk pada kontrak kerja PT Waskita Karya. Namun, pemerintah kota (pemkot) setempat minta untuk dibuatkan akses jalan dengan menyediakan lahan.

Biaya proses pembuatan akses jalan ini sekitar Rp 200 miliar di tanggung PT Waskita Karya.  Pemkot Pekalongan hanya menyediakan lahan untuk akses jalan tol itu. "Sehingga dampaknya proses pengerjakan ruas tol juga terhambat dan mundur," katanya. 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement