Jumat 17 Aug 2018 07:00 WIB

LAZ Al Azhar Siap Bangun 200 Rumah Tahan Gempa

Program itu bernama Briuk Bangun Bale yang artinya Bersama Membangun Rumah.

Tim Formula LAZ Al Azhar bergotong royong memindahkan saung yamg rusak akibat gempa.
Foto: Dok LAZ Al Azhar
Tim Formula LAZ Al Azhar bergotong royong memindahkan saung yamg rusak akibat gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi warga yang menjadi korban gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)  di pengungsian semakin memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka sudah tinggal lebih dari dua minggu sejak gempa pertama mengguncang Lombok tanggal 29 Juli lalu.

 Saat ditemui oleh Kepala Divisi Program LAZ Al Azhar, Rahmatullah Sidik, banyak pengungsi yang mengeluh atas ketidaknyamanan selama tinggal di pengungsian.

“Kondisi fisik warga menurun karena posko pengungsi yang jauh dari baik. Saat cuaca panas mereka  kepanasan, dan ketika malam kedinginan. Data dari tim medis juga menunjukan semakin hari jumlah pengungsi yang mengeluh sakit terus meningkat,”  ujar Rahmat dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/8).

Terkait hal tersebut, Tim Formula  LAZ Al Azhar melalui program Recovery Indonesia akan segera membangun rumah yang didesain bisa tahan guncangan gempa dengan nama Briuk Bangun Bale yang dalam bahasa setempat berarti Bersama Membangun Rumah. “Konsep rumah ini sederhana berukuran 6x5 m, dan semi permanen. Bagian dinding menggunakan 1 meter bata dan atasnya gedek bambu,” jelas Rahmat.

Ia menambahkan, atap rumah ini juga menggunakan seng, dan pada bagian bawah pondasi juga diberikan pasir agar rumah lebih fleksibel. Jadi rumah pun terasa ringan dan jika kembali terjadi gempa risikonya bisa diminimalkan.

“Briuk itu artinya bersama. Jadi rumah ini dikerjakan bergotong-royong dan bersama-sama. Misalnya di tahap pertama kita bangun 10 rumah maka kita bangun tiang dulu untuk 10 rumah tadi, kemudian dilanjutkan  dindingnya, hingga sampai tahap finishing semua dikerjakan berbarengan. Tujuannya agar semangat gotong royong tetap terjaga. Karena kalau dibuat satu persatu khawatir nanti rumah yang terakhir semangat gotong royongnya sudah menurun dan kita mencegah terjadinya kecemburuan sosial,” tuturnya.

Dalam dua bulan,  program ini ditargetkan bisa membangun 200 rumah di Desa Sokong, Tanjung, Kabupaten  Lombok Utara,  dan akan terus berlanjut ke desa-desa lainnya. “Warga pun menyambut gembira program ini dan begitu bersemangat tak sabar ingin memulai,” ujar Rahmat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement