REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai Presiden Joko Widodo berhasil mengatasi tiga persoalan bangsa Indonesia melalui konsep trisakti yang digagas Presiden Soekarno. Tiga konsep itu dari mulai politik, ekonomi dan budaya.
"Konsep trisakti tersebut, adalah berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi, serta berkepribadian di bidang budaya," kata Hasto Kristiyanto saat menjadi inspektur upacara bendera memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-73, di halaman kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (17/8).
Hadir pada peringatan upacara bendera tersebut, Mindo Sianipar, Utut Adianto, Andreas Pareira, Nazaruddin Kiemas, dan Ribka Tjiptaning.
Adapun Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan beberapa pengurus DPP PDI Perjuangan, menghadiri upacara bendera memperingati HUT ke-73 RI di Istana Negara, Jakarta.
Menurut Hasto, Presiden Joko Widodo mengatasi tiga persoalan bangsa dengan menerapkan kebijakan pembangunan negara dari daerah pinggir. "Pemerintah menjadikan daerah perbatasan sebagai halaman depan negara," katanya.
Baca juga, Jokowi: Banyak Pihak Salah Paham Soal Pembangunan Infrastruktur.
Hasto menegaskan, Pemerintah juga menerapkan kebijakan pembangunan dari desa dengan memberikan anggaran kepada desa sekitar Rp1 miliar per tahun, untuk percepatan pembangunan infrastruktur.
Menurut Hasto, tiga persoalan bangsa yang dihadapi Indonesia, pada awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah ideologi yang meluntur, kedaulatan bangsa yang menurun, serta persoalan ekonomi nasional.
Melalui momentum peringatan proklamasi kemerdekaan ke-73 RI tahun ini, Hasto mengajak bangsa Indonesia untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa, sebagai energi pelopor di bawah kepemimpinan Indonesia.
Hasto optimistis, Indonesia dengan berbagai potensi yang dimilikinya, dapat bangkit menjadi negara besar. Hasto pun menjelaskan, potensi-potensi yang dimiliki Indonesia, antara lain, warisan peninggalan oleh bangsa pendahulu, seperti candi borobudur, yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, banyak pihak salah pengertian dengan pembangunan infrastruktur yang menjadi prioritas pemerintah saat ini. Menurutnya, tak sedikit yang menilai pembangunan infrastruktur hanya dari segi fisik.
Padahal, kata Jokowi, pembangunan infrastruktur termasuk bagian upaya membangun mental dan karakter bangsa.
"Dalam hal ini, banyak yang masih salah pengertian bahwa ketika kita membangun infrastruktur fisik, seperti jalan tol, bandara, dan juga MRT, LRT, dilihat hanya dari sisi fisiknya, padahal sesungguhnya kita sedang membangun peradaban, membangun konektivitas budaya, membangun infrastruktur budaya baru," ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato dalam sidang tahunan MPR di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (16/8).
Menurutnya, pembangunan infrastruktur fisik seharusnya dilihat sebagai cara untuk mempersatukan bangsa. Tak hanya itu, pembangunan fisik juga upaya untuk mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya berbeda di nusantara.