Selasa 21 Aug 2018 14:05 WIB

Satgas PDB Intensifkan Penanganan Bencana Gempa di NTB

Rasa trauma masyarakat masih ada sehingga lebih memilih untuk tidur di luar rumah.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Agus Yulianto
Warga melihat kondisi area parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Selasa (21/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melihat kondisi area parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Selasa (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Komandan Satuan Tugas Penanganan (Dansatgas) Penanggulangan Darurat Bencana (PDB) gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat, Kolonel Czi Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan, gempa berkekuatan 6,9 skala richter (SR) yang terjadi pada Ahad (19/8) malam mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di sejumlah wilayah di NTB. 

"Data sementara tercatat 11 orang meninggal dunia, dengan rincian empat orang di Kabupaten Lombok Timur, satu orang di Kabupaten Lombok Barat, lima orang di Kabupaten Sumbawa, dan satu orang di Kabupaten Sumbawa Barat," ujarnya di Posko PDB, Lapangan Tanjung, Lombok Utara, NTB, Senin (20/8).

Selain itu, ia katakan, 24 orang mengalami luka-luka, dan 152 unit rumah rusak serta enam unit fasilitas ibadah rusak akibat gempa. Rizal menjelaskan kejadian gempa semalam menambah korban jiwa dan ratusan rumah juga rusak termasuk kebakaran di Desa Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa diduga arus pendek listrik.

"Rasa trauma masyarakat masih ada sehingga lebih memilih untuk tidur di luar rumah atau bertenda di tempat-tempat yang dirasakan lebih aman dari bangunan ataupun pohon besar sehingga korban tidak sebanyak dari korban sebelumnya," lanjutnya. 

Korban yang meninggal tersebut, sambung Rizal, selain tertimpa bangunan yang roboh juga karena kaget yang menimbulkan serangan jantung akibat kerasnya guncangan gempa.

Terkait bantuan logistik, Rizal yang juga menjabat sebagai Danrem 162/WB menyampaikan, terus berupaya untuk mendorong bantuan logistik yang sudah ada dan terkumpul ke para pengungsi melalui Kecamatan, Kepala Desa dan Kepala Dusun sesuai prosedur bahkan ada yang datang langsung ke posko logistik yang ada. 

Dia menambahkan, segala upaya penanganan darurat terus diintensifkan dengan mengerahkan segala kemampuan, baik secara manual maupun menggunakan alat berat untuk meruntuhkan rumah-rumah yang rusak melalui seizin pemiliknya dengan skala prioritas terutama di sepanjang jalan protokol sehingga meminimalisir rasa trauma warga.

Rizal juga mengimbau, masyarakat tetap tenang dan waspada, dan jangan terpancing oleh isu-isu atau berita yang menyesatkan.  "Mari kita berdoa bersama agar musibah ini segera berakhir agar Lombok dan NTB mampu bangkit kembali menuju kemajuan dan kesuksesan sesuai harapan," katanya menambahkan. 

Rumah roboh 

Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBDl Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) Syaiful Arif menyampaikan guncangan gempa juga dirasakan masyarakat di KSB. Ia memperkirakan cukup banyak kerusakan rumah di KSB, namun tim BPBD KSB masih terus melakukan pendataan. 

"Kami masih d lapangan, tapi rata-rata semua desa di KSB mengalami rusak sedang dan berat, banyak rumah ambrol dan roboh," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id dari Mataram, NTB, Senin (20/8) malam. 

Kata dia, kepala daerah di KSB meminta agar seluruh instansi terkait bekerja sama melakukan pendataan terkait kerusakan bangunan maupun korban jiwa dan luka-luka.  "Pak Wabup menginstruksikan kepada semua camat, sanbkepala desa untuk turun langsung mendata ke semua desa," lanjutnya. 

Sebelumnya, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KSB Lalu Muhammad Azhar mengatakan, hampir seluruh warga di KSB merasakan getaran gempa karena begitu kencang. Kata dia, data sementara, terdapat satu korban meninggal dunia akibat gempa semalam.

"Info sementara, satu orang meninggal dunia, usia sekitar 40 tahun atau 50 tahun, perempuan," kata Azhar. 

Akibat gempa, Azhar katakan, banyak warga yang mengalami trauma dan takut kembali ke dalam rumah. Banyak warga yang memilih berada di luar rumah dengan perlengkapan seadanya. "Warga trauma, belum berani masuk, pada di luar, ngungsi," lanjutnya.

BPBD KSB, lanjutnya, sedang menyiapkan sejumlah keperluan logistik yang akan didistribusikan kepada warga terdampak gempa, mulai dari terpal hingga pendirian dapur umum bekerja sama dengan Dinas Sosial. Terkait kerusakan rumah dan bangunan, BPBD KSB hingga saat ini masih melakukan pendataan.

"Fasilitas umum, rumah penduduk banyak yang ambruk, cukup banyak yang rusak, tapi cuma jumlahnya belum kita tahu, masih pendataan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement