REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) mulai menginisiasi prototipe Hunian Sementara (Huntara) kepada para korban gempa Lombok nelalui konsep pemberdayaan masyarakat. Korban gempa sebelumnya masih menempati beberapa tenda pengungsian sementara.
"Pembangunan prototipe hunian sementara ini sebagai respons PMI atas permintaan masyarakat yang mengharapkan tempat pengungsian yang lebih layak dan bermartabat di masa transisi tanggap darurat ini," ujar Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M. Hadi melalui keterangan tertulis, Selasa (21/8).
Berita terkait:
- Ini Bentuk Kepedulian Sesama Seller Usai Gempa di Lombok
- Ini Alasan Gempa Lombok Belum Ditetapkan Bencana Nasional
Saat ini sejumlah relawan PMI yang tergabung dalam Tim Shelter terus bergerak melakukan pembangunan hunian sementara yang dijadikan prototipe PMI dengan dibantu seluruh warga terdampak dengan pendekatan gotong-royong. "Tim Shelter PMI terus bergerak, melalui pembentukan kelompok masyarakat dan gotong royong, serta melalui sosialisasi tentang hunian darurat yang bermartabat kepada warga yang terdampak," katanya.
Selain itu, PMI juga mendistribusikan perlengkapan pertukangan berupa, linggis, pengungkit paku, sekop, palu serta gerobak. Perkakas ini digunakan untuk membersihkan runtuhan bangunan dalam proses pembangunan hunian sementara tersebut.
Sudiarti (40 tahun), salah satu warga Dusun Dasantreng, Kayangang merasa senang dan terbantu atas pembanguan hunian sementara oleh PMI ini. "Saya menyampaikan rasa syukur bisa membagun kembali rumah sementara dari kayu sisa reruntuhan pasca gempa sehingga dirinya dan keluarga tidak lagi menempati tenda sementara," ujarnya.