Rabu 22 Aug 2018 23:02 WIB

Wawalkot Yogya: Idul Adha, Saatnya Umat Pererat Persatuan

Kurban bermakna usaha mendekatkan diri kepada Allah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Karta Raharja Ucu
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, berkesempatan jadi khatib dalam shalat Idul Adha 1439 Hijriah di Balai Kota Yogyakarta. Heroe mengangkat tema Aktualisasi Hikmah Idul Adha bagi Kehidupan Zaman Now.

Ia berpendapat, kurban bermakna usaha mendekatkan diri kepada Allah. Perwujudannya, dengan menyembelih hewan dan disedekahkan, khususnya kepada orang-orang yang tidak mampu.

Ada empat hikmah yang dirasa dapat diambil dari peristiwa Idul Kurban. Mulai dari mendahulukan cinta kepada Allah SWT, dengan Nabi Ismail alaihissalam yang menjadi simbol kecintaan dunia.

Ada pula hikmah dari Idul Kurban sebagai ibadah sosial, dan terakhir Idul Adha sebagai momentum persatuan umat Islam. Menurut Heroe, persatuan itu harus bisa diwujudkan mulai dari Kota Yogyakarta, DIY dan Indonesia.

"Marilah kita jadikan momen Idul Adha ini sebagai persatuan umat Islam, khususnya di Indonesia dalam bingkai NKRI dan Pancasila," kata Heroe, Rabu (22/8).

Heroe turut mengingatkan agar umat tidak menyisakan dendam dan iri hati, lebih-lebih karena perbedaan pilihan dan pendapat. Jangan sampai, perbedaan itu malah mengakibatkan putusnya tali silaturahim. Pelaksanaan shalat Idul Adha 1439 Hijriah di Balai Kota Yogyakarta sendiri turut dihadiri Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, Komandan Kodim 0734, Letkol Inf Bram Pramudia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement