Sabtu 25 Aug 2018 14:30 WIB

Pembangunan Pesisir dan Lautan Berikan Banyak Nilai Tambah

Tanjab jadi sekretariat pusat kendali pembangunan kawasan Pantai Timur Sumatera.

Prof Rokhmin Dahuri (kanan) dan Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjab), Safrial.
Foto: Dok Pribadi Rokhmin Dahuri
Prof Rokhmin Dahuri (kanan) dan Bupati Tanjung Jabung Barat (Tanjab), Safrial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Profesor Rokhmin Dahuri MS menyampaikan pembangunan pesisir dan lautan mempunyai banyak manfaat.  Selain memelihara daya dukung lingkungan dan kelestarian sumber daya alam,  juga dapat meningkatkan  kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat kelautan lainnya.

“Kemudian, menghasilkan produk dan jasa kelautan yang bernilai tambah dan berdaya saing yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan ekspor, serta  meningkatkan kontribusi sektor kelautan,” papar Rokhmin Dahuri dalam Rapat koordinasi (Rakor) Pengelolaan Lingkungan Kawasan Pantai Timur Sumatera yang digelar Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman Republik Indonesia diadakan di  Aula Balai Pertemuan Kantor Bupati  Tanjung Jabung Barat (Tanjab), Kuala Tungkal, Jambi,  Jumat (24/8).

Laman  humasprotokol.tanjabbarkab.go.id menyebutkan,  rakor tersebut megundang sejumlah nara sumber. Mereka antara lain, Asisten Deputi (Asdep) Lingkungan Dan Kebencanaan Kemenko Kemaritiman,  Sahat M Panggabean; dan Prof  Rokhmin Dahuri. Rakor diikuti oleh kurang lebih 50 peserta yang berasal dari Dinas dan instansi dari berbagai provinsi, kabupaten/kota yang terkategori dalam kawasan Pantai Timur Sumatera dan sekitar.

Asdep Lingkungan Dan Kebencanaan Kemenko Kemaritiman Sahat M Panggabean dalam prakatanya sebelum rakor dibuka menegaskan,  Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah disepakati dan dipilih menjadi Sekretariat Bersama dan Pusat kendali pembangunan kawasan Pantai Timur Sumatera. Sahat juga menyatakan pembangunan kawasan Pantai Timur Sumatera adalah contoh pertama di Indonesia guna memanfaatkan potensi sumberdaya maritim yang sangat potensial untuk meningkatkan pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Selanjutnya Bupati Tanjung Jabung Barat Safrial menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kabupaten yang dipimpinnya sebagai tuan rumah pelaksanaan rakor sekaligus sekretariat pusat pembangunan kawasan Pantai Timur Sumatera.

“Kita memang sejak awal telah memiliki komitmen dan telah memulai semua ini dengan beberapa kali event penanaman mangrove di Tanjab Barat saat kegiatan muhibah maritim maupun penanaman mangrove saat Hari Bhakti Adhyaksha bersama kajati,”  ungkapnya seperti dikutip laman  humasprotokol.tanjabbarkab.go.id.

Dalam pemaparannya, Bupati Safrial menyampaikan beberapa pokok pikiran. Antara lain,  penting dan krusialnya upaya melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan; kemudian soal isu strategis lingkungan global warming (pemanasan global) di lautan yang merupakan tantangan terbesar yang luput diperhatikan generasi saat ini.

“Ke depannya kita jangan lagi menebang mangrove, namun bagaimana caranya mangrove dijadikan potensi ekonomi yakni menjadi tempat hijrah mahluk laut untuk berkembang biak,” paparnya.

Selain itu Safrial juga menyinggung soal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014 yakni wilayah Sumatera sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan internasional dan lumbung energi nasional serta percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim melalui pengembangan industri perikanan wisata bahari industri perkebunan dan industri pertambangan Sumatera.

Kemudian, terkait Kawasan Taman Nasional yang ada di Jambi seperti Taman Nasional Berbak, Safrial juga mengatakan agar dapat dipertahankan dan dinormalkan karena dunia membutuhkan resapan air.

“Saran saya, agar Berbak dinormalkan kembali, dijadikan sebagai lahan basah penyerapan air dan penyumbang oksigen bagi mahluk hidup. Jadi,  saya rasa pemprov keliru jika taman nasional tersebut dijadikan pelabuhan,”  ujar Safrial.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement